Rabu, 23 Juli 2014

Liburan SURABAYA

Sabtu di minggu terakhir bulan Juni, setelah drop Vino ngantor kami meluncur ke Tugu Pahlawan. Tiba-tiba saja terlintas ingin ke sana.




Selintas aku menunjukkan apa yang terjadi dulu, juga sedikit sejarah kota kelahiran kami, Surabaya. Ternyata tidak perlu repot-repot, karena di area tugu juga terdapat museum berikut memorabilia statis tentang sejarah pertempuran pada 10 Nopember 1945.





Anak-anak melihat-lihat ex mobil Bung Tomo, juga beberapa tokoh pahlawan Surabaya berikut barang-barang peninggalan mereka. Foto-foto kota Surabaya tempo dulu.








Meskipun setelah dari Tugu Pahlawan anak-anak menikmati makanan produk cepat saji waralaba asing sok kebarat-baratan (katanya), tapi menikmati museum menjadi agenda resmi acara jalan-jalan keluarga kami sekarang.. Hahaha.. murah sih..

Setelah itu, kami ke rumah Yangkung dan Yangti di Juanda, lanjut kemudian menjemput TD dan kita ngopi bersama Bimo ponakan TD.. teman lama anak-anak juga.

Di CITO tante Dien bergabung dan membawakan kopi Amungme dari Papua, aseeeek.. eh gak lama kemudian bergabunglah oom Jocky.. lagi-lagi teman-teman bunda adalah teman-teman anak-anak... hahaha...






 

Liburan MALANG

Hari ini merupakan hari terakhir para keponakan berlibur di kota Malang. Sebelum mengantar mereka kembali ke Surabaya kuajak mereka untuk mampir ke Aloon-aloon Tugu, boleh dong sambil menikmati landmark kotaku. Kan liburan tidak selalu ke Mal toh...*ciee




Setelah berpuas di Tugu, aku ajak mereka ke LaiLai yaitu toserba yang unggul dengan varians dagangannya yang beraneka dan unique, mau cari kopi, coklat, penganan macam apa selalu nemu dan beda banget dengan jualan hypermarket apalagi minimarket.

Anak-anak memilih snack dan minuman kemasan untuk dinikmati selama perjalanan. Akupun segera memilih beberapa penganan khas Malang yang sengaja aku beli untuk buah tangan seorang sahabat yang baru kukenal 2 tahun yang lalu ketika melakukan ziarek ke Eropa. Meskipun usia pertemanan kami baru 2 tahun kami saling menghormati dengan memberi kabar masing-masing.

Dalam perjalanan, MB minta mampir di Bakpao Telo. MB percaya diri membeli snack dengan uang sakunya.. terbersit rasa bangga di wajahnya..





Setibanya di Surabaya, kami langsung menuju rumah Cindy dan kemudian menjemput Vino di bandara. kebetulan jadwalnya hanya beda sebentar dengan Linda yang akan bertolak balik ke Jakarta, kesempatan untuk kukenalkan dengan anak-anak.. hahaha... Lagi-lagi teman bunda pun teman anak-anak.. :)


Liburan HEMAT - BATU

Di hari Rabu pagi yangkung dan yangti berpamitan kembali ke Surabaya lebih awal. Dengan berat hati aku tidak bisa mengantar ke Surabaya. Yangkung dan yangti rupanya harus kontrol ke RSAL, agenda rutin untuk cek kesehatan dan persiapan untuk Syukuran ultah perkawinan mereka yang ke 48 dan persiapan khitan Tio.. padahal yang mau dikhitan tidak mengetahui tanggal pasti pelaksanaan khitannya.. yee!!!

Sekitar pk 10:00 tidak ada 1 ABG ini yang sudah bangun kecuali Tio.. akhirnya Tio kuberi tugas untuk membangunkan 3 cewek tanggung >> MG, Abel dan Cindy + Raf..

Lho kok Raf bisa bergabung di kamar cewek-cewek, dasar penakut. Gara-gara menyadari sepupu-sepupunya akan datang, Raf membeli video horor untuk disetel sebelum nonton pertandingan bola Piala Dunia.. akhirnya malah ketakutan dan tidak berani tidur sendiri.. halaah..!!

ABG berisik ini akhirnya baru siap menjelang tengah hari, mereka memilih untuk jalan-jalan ke Batu untuk mengisi hari ini.

Akhirnya kami pun meluncur ke kota Batu, tujuan pertama adalah RUMAH SOSIS yang merupakan cabang dari kota asalnya Bandung.. o iya kami menetapkan strategi try and taste..

Maksudnya??
Kami berencana untuk mampir beberapa tempat jadi diputuskan tidak semua anggota makan berat di resto pertama, supaya bisa menikmati resto kedua.


Kali ini MB dan MG mendapatkan giliran pesan main course, sisanya hanya cemal-cemil French Fries, Chicken wings dan sate sosis.. + minuman hangat.. Lokasi Rumah Sosis tepat di depan BNS di jalan yang sama dengan Batu Secret Zoo.. jadi sangat mudah mencarinya.. sosis yang disajikan enak karena ukurannya maxi dan berasa bumbunya.. resto ini belum sepenuhnya jadi, karena masih ada pembangunan sarana disana-sini..





Setelah puas, agenda berikutnya adalah Jambu Luwuk sesuai rekomendasi Cindy yang mendapatkan usulan dari Cika.. yang ternyata belum pernah ke resor tsb saat itu. 






Anak-anak langsung jatuh cinta ketika mobil memasuki pelataran resor ini, Raf berteriak-teriak histeris ketika melihat fasilitas flying fox tersedia dan bisa melayani tamu outsider macam kami.

Setelah cek dengan reception, dan ternyata kami yang non tamu hotel boleh menikmati fasilitas hotel.. kamipun menuju Club House.. dalam perjalanan kami melewati swimming pool yang bordernya seolah-olah jatuh ke jurang dengan view kota Batu yang.... aaah cantik..

Aku sempatkan mengintip dompet.. ah kenapa lembaran berwarna biru itu semakin menipis.. kasihan juga kalo anak-anak ini batal menikmati keindahan resor ini.. Raf aku minta cek harga flying fox/pax .. mayaan Rp 75ribu/pax.. Akhirnya karena alasan 1 dan lain hal diputuskan hanya Raf, MG dan Cindy saja yang flying fox..
Alasannya :
1. Kuatir dengan MB dan memang MB tidak tertarik
2. Abel memakai rok pendek
3. Tio, sedikit kupaksa untuk tidak ikut.. masih kecil dan itu tuh alasan si 'biru' dalam dompetku
4. Cindy juga untungnya pakai basa-basi, urunan berapa... hahaha akhirnya diputuskan Cindy Rp 25K budhe Rp 50K kasiaaaan yah..

Setelah itu 3 ABG berlari ke start point Flying Fox yang harus menaiki menara dll.. kami yang di resto sibuk pesan makanan dan berfoto.. lagi

Tak lama kemudian terdengar suara berisik teriakan dan tertawaan 3 anak yang sedang cemas, senang dan ketakutan di puncak menara.. dan kemudian satu persatu dari mereka meluncur hebat ke finish point diiringi teriakan ngeri dan pandangan mata seluruh pengunjung Club House... SANGAT GADUH




Sementara itu di resto, MB tidak patuh pada perjanjian, karena seharusnya bukan lagi gilirannya untuk menikmati main course, tapi ya sudahlah.. mungkin karena hawa yang dingin dan tampilan menu yang kami pesan begitu menggugah selera.. tak butuh waktu lama tandaslah semuanya..









Usai dari Jambu Luwuk, kami meluncur ke payung, awalnya kami hendak mampir, tapi karena perut kenyang matapun terasa berat sehingga kami putuskan untuk lanjut ke Gunung Banyak, melihat sambil lewat lokasi paralayang dan sudah deh.. balik ke Malang..

Rumah sosis Rp 190.000
Flying Fox 3 x Rp 75.000 = Rp 225.000
Tip Driver Rp 40.000
Lunch Jambu Luwuk......... ada deh..!!!
PS : Harga  menu di JL tidak sangat mahal, standar boutique resto, kalo niatnya liburan hemat perhatikan pesanan Beverage.. karenaaa kalo pesan minuman cantik harganya secantik food dan jangan lupa karena ini resor wajar saja jika dikenakan 21% gov tax n service charge, yang buat gak asik karena saya LUPA hal ini, meskipun ex hotelier LUPA kan manusiawi toh?? 
Pembelaan... :)

Senin, 14 Juli 2014

Liburan HEMAT - BLITAR

Tanggal 23 Juni 2014, semua anak sudah memasuki masa liburan kenaikan kelas. Di saat yang sama mbak jadwal pulkam, Vino jadwal dinas luar kota.

Di saat itu pula aku mengundang keponakan dan ortu untuk berlibur di Malang.. nekat..!!

Hari pertama, tampak anak-anak sangat girang karena sepupu-sepupunya akan berlibur di rumah. Menyadari kondisi keuangan sedang tanggal tua, aku mulai memeras otak.. masak mereka hanya berlibur di rumah saja, tapi kalo akan jalan-jalan siapa yang akan jaga rumah dan kemana??

Akhirnya, aku minta mbak untuk kembali lebih awal, semula jadwal balik adalah Kamis.. yahh maju 2 hari deh, untung sang embak tidak keberatan.

Selasa pagi aku putar otak luar biasa... kalau ke Batu.. waduh kayaknya untuk masuk ke macam-macam tempat hiburan + wahana dan makan siang dana tidak memadai... akhirnya kuputuskan ke Blitar saja, sesuai dengan keinginan Papa 11 tahun yang lalu.. wooooh sudah lama yaaa..??!!

Selasa pagi, mbak sudah datang dan mengambil alih pekerjaan domestik. Pak sopir segera kupanggil dan kujelaskan bahwa kita akan ke Blitar, selanjutnya aku dan Rafael belanja minuman dan snack untuk bekal di jalan.

Kali ini MB agak rewel, karena kamera pocket nya mendadak ngadat tidak bisa diformat.. setelah mengeluarkan jurus ABC akhirnya kami pun menuju Blitar..

Awalnya kami ingin mampir di resto Kendi yang kami singgahi 2 tahun yang lalu selepas dari Gunung Kawi. Tapi entah mengapa sang resto tak kunjung kami ketemukan.. ya wis lah..
 
Perhentian pertama, seperti biasa kami rehat di Bendungan Lahor, sekedar menunjukkan ke keponakan-keponakan ini tentang Bendungan Karangkates di sisi lain dan melihat secara nyata bagaimana bendungan itu berfungsi untuk rekreasi, mengatur irigasi, pembangkit listrik dll..



Yah tapi rupanya mereka agak kurang tertarik.. asem, di sekitar bendungan yangkung melihat banyak warung lesehan, akhirnya ABG-ABG ini malah duduk ngiyup pesen minuman macam-macam moroti eyang kakungnya, rencana hanya sejenak terpaksa molor sampe hampir 30 menit..



Setelah melanjutkan perjalanan, sampailah kami di kota Blitar. Kami pun mulai pasang mata mencari resto untuk makan siang, tidak disadari mobil mengarah ke Maka Bung Karno... tapi tekad sudah bulat, tujuan pertama MAKAN SIANG.. dan seperti terjawab, di jalan yang sama kami mendapatkan resto yang cantik WARUNG MAK NYAK.. dimana ada beberapa bale lesehan dan interior yang cantik.. jadilah kami sibuk berfoto ria sebelum menikmati santap siang.. Lumayan kreatif gaya ABG tanggung ini ketika menemukan spot ok untuk bergaya..




Setelah istirahat makan siang, kami menuju ke Makam Bung Karno naik becak.. berendeng-rendeng. Di kompleks makam kami masuk dahulu ke museum. Memang aku sedikit memaksa anak-anak untuk mencintai museum.. bahwa liburan tidak harus ke Mal.. alasan yang intelek dan mengandung unsur 'menghindar' dari pemborosan.. hahaha..... Budhe yang cerdas..

Anak-anak menelusuri lukisan dan dokumentasi tentang Proklamator RI ini, juga beberapa barang koleksi beliau, dan berakhir di pemakaman sang Proklamator.



Usai dari makam, kami 'dipaksa' memasuki lorong tempat penjaja suvenir segala rupa yang berhubungan dengan Bung Karno dan kota Blitar.. sebenarnya dalam perjalanan sempat naksir beberapa daster dan kemeja batik murmer, tapi sayang sistem pertukaran udara yang buruk, serta jalan yang seolah tiada putusnya membuat aku selalu mendadak panik, sesak napas dan ingin segera mencari udara bebas, tapi semakin panik, jalan ini semakin tak berujung.. laksana labirin.. alamaak..
 
Dari makam BK aku 'memaksa' MG untuk mengunjungi teman SMP nya, dimana mereka harus berpisah karena sang teman melanjutkan SMA nya di kota Blitar, kota kelahirannya.

Kunjungan terakhir kami adalah kediaman rumah keluarga Bung Karno. Menelusuri rumah kuno ini, seakan membawa memori ke puluhan tahun yang lalu ketika kami masih mempunyai rumah keluarga di Trowulan, Mojokerto.

Kami melihat-lihat lukisan, tatanan ruang rumah keluarga yang masih tampak bersih dan luas.. Juga koleksi barang-barang pribadi milik keluarga yang sampai kini masih terjaga apik.

Beberapa saat yang lalu sempat terdengar berita, bahwa rumah ini akan dijual karena besarnya biaya perawatan dll... hmm semoga tidak ya..!!
Karena kalau kita bisa merawat dengan baik paling tidak itu membantu generasi anak-anakku untuk menghargai sejarah, jasa pahlawan, dan semoga bangsa ini semakin besar karena anak-anak muda tahu cara menghargai pahlawannya.. amin





Setelah hari mulai beranjak gelap, kamipun kembali ke Malang.. sebagian dari kami hanya pules..zzz zzz kecapekan.. Jadi ketika pak supir melewati jalan berkelok di bendungan Karangkates yang cukup 'asoy' tak satupun dari kami yang mampu protes..

Perincian liburan hemat a la kami (10 org termasuk driver)
Bekal snack dan minuman Rp 150.000
Makan siang 10 orang Rp 290.000
Naik becak dari parkiran ke makam @Rp 5.000 x 4
Parkir mobil Rp 10.000
Oleh-oleh nanas, bumbu pecel, jenang Rp 50.000
Sumbangan suka rela di rumah BK Rp 20.000
Tip driver Rp 50.000