Conny Irawati.. ayu, trendy, pinter, kaya.. udah deh segala keberuntungan apa yang dia gak punya..
Mulai
kenal sama Conny waktu SMA kelas 1, sama-sama ikut ekstra kurikuler
Pasama.. sama-sama mbladus disiksa senior dan istruktur.. huhh..
Kebetulan
kelas 2 SMA kita masuk di kelas yang sama A3-4. Guru Bahasa Jerman yang
suka pakai anting bulet gede warna putih, dia sebut Frau Mentos.. dan istilah
ini kami kenal semua..
Menjelang
EBTANAS (hadeeeuuhh ini lho cikal bakal nama unas, uan dll sekarang
ini) aku dan Conny sering belajar kelompok bersama. Aku tidur di rumah
Mbah di Jl. Jambi yang hanya beda beberapa gang dengan rumah Conny di
Jl. Adityawarman. Pernah suatu kali aku sepedaan mbonceng Conny
keliling Surabaya, mulai Raya Darmo, Basuki Rachmad, Jl Pemuda, SMA
Kompleks.. lupa tujuannya apa.. :p Mungkin karena itu pula sampe
sekarang aku aras-arasen kalo harus bersepeda.. alasaaan..
Ketika
sama-sama diterima PMDK di Unibraw (iya deh sekarang namanya UB) Conny
dan mbak Rina yang repot mencarikan kos.. dan aku kecipratan dicarikan
kamar di Watugong 1.. tapi beda banget dengan kamar Conny adalah fasilitas
untuk 2 orang dia pake sendiri, bawa tv sendiri dll sendiri.. huaaahh
Awal-awal
kuliah karena penampilannya yang kinclong, Conny sering mengeluh jadi
bulan-bulanan kakak kelasnya. Meskipun kelihatannya 'lemah' WOW kalo
niat... ngomong nylekit pun dia bisa.. seperti suatu saat, ketika semua
mahasiswa mengurus KRS untuk semester 2. Di fakultasnya terjadi 'politik
rebutan SKS'.. kakak kelas mengambil semua jatah SKS mahasiswa baru,
untuk selanjutnya dijual.. deeuhh kepikir ya licik-licikan begitu..
Conny
yang kecewa, sambat-sambat ke aku, "A'if (mbuh ngarang tekan
endi.. jenengku dirubah) harusnya semester ini aku bisa ambil 21 SKS,
gara-gara *....tuuuttt* (sensor) aku cuma bisa ambil 12 aja.."
Dia
cerita ada kakak kelasnya yang mau 'jual' 1 SKS mata kuliahnya @Rp
5.000 ke Conny dan mahasiswa semester 2 lainnya. Tau apa jawaban
Conny... aku sampe mlongo.. pinter nemen dia nyekak..
Aku (Conny) panggil temenku lainnya, dan bilang, "A, mau aku kasih Rp 15.000 + jarum, gembosono arek iku..!"
Kebetulan kakak kelasnya ndut... hiiii... :p
Suatu
saat OPSPEK, mahasiswa baru di FH dapat tugas bawa ini itu yang lumayan
aneh-aneh.. untung tugas dari kampusku biasa-biasa saja, pun karena ada
kakak, jadi beberapa tugasku dibantu oleh kakak... nayamul (Bhs Malang =
LUMAYAN) :)
Salah
satu tugas Conny adalah bawa 1 jajan pasar, terbuat dari adonan tepung
yang isi kacang ijo dan digoreng.. kita biasa menyebutnya KO-KAM
(hehehe... tau dong kependekan dari apa..?) Nah rupanya waktu belanja
keperluan OPSPEK ini, Conny lupa nama jajanan pasar yang dimaksud,
dengan manisnya dia minta kepada penjualnya, "Bu beli TOL-MBING...2..!"
Hebohlah warung jajanan itu.. (Nah sekarang tau kan apa nama jajan yang
dimaksud???) :D :D
Saat
itu, Angkutan Umum di kota Malang adalah BEMO RODA 3, jika ada
kebutuhan bulanan.. aku dan Conny sering menggunakan sarana transportasi
ini untuk belanja di MAL terbesar di kota pelajar tercinta.. ngeeeeg...
suaranya ribut dan bau asep knalpot..!!
Setelah belanja di Mitra.. kami
titipkan barang di konter penitipan barang, dan kami pindah mal
sebelahnya... Untuk? Main game dingdong.. isi koin dan mainlah kita
mobil-mobilan.. (jadi inget wahana simulator ujian SIM) karena sangking nyandunya kami berdua.
Mana saat itu
levelku sudah lumayan advance.. halaaah sampai wahana game kami
dikerubuti banyak penonton.. yaiyalaah orang peminatnya semua laki-laki
cuma kita berdua aja yang kaum hawa, sibuk ngegas, nge-rem,
teriak-teriak.. khas perempuanlah.. tapi mobil balap kami sudah sukses
masuk finish..
Akhirnya teknisi arena permainan mulai mengenal kami,
seluruh stok koin kami diminta (biasanya sih aku menjatah 5 x aja,
mahasiswa rek..!) dan permainan dilos... kami bisa main sepuasnya..
Ayee..!!
Tapi
suatu saat kami kena batunya, karena sudah mencapai level tertentu, disebakan
karena euphoria yang berlebihan kami tak henti-hentinya membahas kehebatan kami ini sampai di bemo, cekikikan memuji diri sendiri. Ketika sampai di
Jalan Bandung barulah kami tersadar, belanjaan kami masih tersimpan di konter
penitipan barang pasar swalayan... haitsss... tanpa banyak bicara, pencet bel bemo, turun
dan BALIK LAGI..!!
Di
kos-kosan, kami sering ngerumpi bertiga dengan Fathiyah, mahasiswa FE
dari Banjarmasin.. apa aja kami sering ceritakan, cekikikan, rasan-rasan
dan lain-lain, sambil setel radio. Aku yang kurang suka bunyi-bunyian yang terlalu kenceng seringkali hanya meng'on'kan volume radio di level minimal. Conny sering menegurku, "Iki opo sih, nyetel radio kok bisik-bisik?" :p
Suatu saat karena memang ada bakat centil, Conny pinjam
mobil tetangga, kami bertiga berfoto segala pose di Batu, nebeng di
pager rumah orang pake payung dll komplit...
Dalam kesempatan yang lain Conny dan beberapa teman mahasiswa kampusnya pergi ke Surabaya,
kembali dari Surabaya dia cemberut marah-marah, ngomel panjang pendek,
karenaaaa di bis tiba-tiba penumpang belakang berdiri kemudian... byor
tepat di penumpang depannya yaitu CONNY... huwikkk... makanya tumben-tumbenan bajunya gak matching atas dan bawah.. karena blus pinjeman :D
Kami
yang kos di Jl Watugong pada periode itu.. punya langganan warung pojok
jalan (sekarang jadi McD) sampe aku luluspun aku tidak kenal siapa nama
si Ibu penjual, tapi karena tempat jualannya jorok, kami semua sepakat
memanggilnya Bu Kem(proh)...kemproh=jorok :)
Meskipun
jorok entah kenapa mahasiswa selevel Conny pun mau beli Nasi Goreng
disitu.. Suatu saat ketika antre beli nasi goreng disitu, Conny dengan
nada manis manjanya (seperti biasa) berucap, "Bu Kem... Nasi Gorengnya
1." Aku dan teman kos yang lain saling toleh saling jawil, tapi Conny
tetep gak sadar, "Bu Kem, saya nasi gorengnya 1..bla bla..."
wwkwkwkwk... mbuh tau nggak si Ibu ini.
Omong-omong
tentang kosa kata MBUH.. Conny pernah komplain ke aku, dia paling sebel
kalo aku menjawab pertanyaannya dengan jawaban "MBUH" dia menterjemahkan
CUEK, ACUH, SENGAK... padahal kalo aku menggunakan kata "MBUH" untuk arti "GAK RUH" (gak tahu)
hahaha...
Setelah
2 tahun kos di rumah kos yang sama, Conny memutuskan pindah kos di
tempat yang baru, letaknya di depan rumah kos yang lama, belum juga ditempati, Conny
memutuskan pindah (transfer) ke Unair.. setelah sebelumnya aku dengar
Frieda juga trasnfer ke FE Unair, yaa sedih banget seolah kehilangan 1
tulang rusuk.. untung masih ada teman-teman lain yang jurusannya tidak
ada di Unair.. yang tidak memungkinkan mereka transfer dengan brutal :P
Kembali
tentang Bimbel di Mecphiso, kelas tempat aku bimbel mostly anak SMA
Sanmar (aku, Conny, Yanti, Frieda, Ani, Eliza dan (alm) Atiek) beberapa
dari SMA Trimurti dan SMA Negeri.
Teman-teman
yang kusebutkan di atas wajahnya di atas rata-rata.. kelasku yang
bertetangga dengan kelas Biologi cukup ngetop di Mecphiso. Karena kami
bersekolah di SMA Katolik Ursulin, maka rangkaian EBTAnya ada tambahan
EBTA Ursulin kalo tidak salah.. sehingga di suatu hari les
hampir semua anak Sanmar tidak ada yang masuk Bimbel.. aku? tetep
masuk, maklum anak tentara. Diantar-jemput.. tidak bisa menghindar.. :D
Rupanya
saat itu dari TVRI Surabaya akan meliput tentang fenomena Bimbel yang
mulai menjamur di kotaku. Rupanya setting yang diharapkan adalah kelasku
yang banyak primadonanya, karena sedang EBTA Ursulin, teman-temanku
yang cantik-cantik tidak ada yang masuk.. pihak bimbel dan TVRI kecewa..
hahaha. Akhirnya lokasi shooting pindah ke kelas tetangga, kelas
Biologi... :p