Pagi ini setelah sarapan kami
beramai-ramai ke Grotto, karena jarak hotel dan Grotto hanya berkisar 300
meter.. kami berjalan cepat-cepat sambil mengusir dinginnya pagi itu. Begitu banyak
umat berkumpul sejak pagi itu, dan semakin banyak karena kala itu adalah pekan
doa bagi tentara se Eropa untuk perdamaian dunia, maka tidak heran hampir di
tiap sudut banyak sekali umat berpakaian tentara seusai asal negaranya, dengan
tujuan yang sama DOA..
Tepat pukul 10:00 pagi, seluruh
anggota rombongan peziarah sejumlah 80 orang berkumpul di kapel untuk Misa,
intensi misa berupa kumpulan doa dan permohonan beramplop-amplop titipan dari
tanah air pun sudah diberkati oleh Bapa Uskup setelah Misa usai bersamaan pula
dengan lonceng dari menara Gereja utama… merduuu sekali, peziarahan kami dilanjutkan
dengan jalan salib..
Ada sedikit kecelakaan di sini, karena medan yang berat
kursi roda mama-nya Uut sempat tumplek disini, untung insiden ini tidak
menghalangi kami untuk melanjutkan peziarahan, seluruh umat bergantian
membacakan doa di setiap perhentian, medan jalan salib tidak mudah berbukit-bukit..
tapi karena hawa yang sejuk tak sejenak pun penat menghampiri.. dan ajaib
sampai perhentian terakhir mama-nya Uut tidak sedikitpun menggunakan kursi
rodanya meskipun sebenarnya kondisi fisik kurang memungkinkan.
Di akhir jalan salib, kami
bertemu Oma Sandra yang bersiap-siap untuk doa di Grotto sambil mengirimkan
intensi kami melalui perantaraan Bunda Maria..
Ada beberapa kejadian lucu
sebelumnya, TL kami berkali-kali mengganggu oma Sandra yang berusia 72 tahun
dan bepergian sendiri..
OS : Yusak, dimana oma musti
taruh surat-surat ini? Sambil menunjukkan segepok amplop titipan intensi dari
rekan-rekan oma di Persekutuan Doa..
TL : Oma mau kirim surat? Udah dikasih
alamat belum?
OS : Yusak jangan ganggu oma
terus.. dimana oma harus taruh surat-surat ini?
TL : Kalo mau kirim surat, udah
dikasih perangko belum?
Hahaha.. kami semua yang berada
di sekitar oma Sandra tertawa terbahak-bahak.. dan TL pun menunjuk kami untuk
mendampingi Oma berdoa dan menyerahkan semua intensi itu di Grotto, karena kami
pun akan melakukan hal yang sama.
Dalam antrean untuk memasuki gua, oma bertanya kepada aku..
OS : Eva, ini orang-orang pada
ngapain?
Aku : Antri Oma, mau ke gua
OS : Yang disebut Gua Lourdes itu
mana??
Aku : Lho? Oma gak tahu? Ayo sini..!
Sambil menarik Oma keluar barisan dan menunjuk ke Grotto berikut patung Bunda
Maria..
Kemudian aku meraba dinding gua
yang terbuat dari batu karang, dan tampak licin karena banyaknya umat yang
menjamah.. dan keyakinan untuk disembuhkan segala sakit luka batin dan fisik..
Oma pun melakukan hal yang sama sambil berkata,
OS : Eva, tangan Oma keriput ya?
Batu karang yang semakin licin |
Tempat Intensi |
Mata air yang menembus batu karang itu |
Que Soy Immaculada Councepciou |
Aku pun hanya tersenyum lebar..
oalah Oma nih sempet yaa.. kemudian kami pun memasukkan beramplop-amplop doa
dan intensi ke dalam kotak demikian juga Oma..
Dari Grotto kami antri untuk
melakukan ritual mandi di mata air Lourdes.. antrean sudah mengular.. sekitar 1
jam kami menunggu, sampai menggigil kedinginan.. Kami pun sambil menggenggam Rosario
dan tenggelam dalam doa masing-masing… juga lantunan doa Salam Maria
dalam pelbagai bahasa yang tidak kukenal didaraskan tiada henti..
Sampai pada akhirnya aku, Mama,
Bu Yati dan Oma Sandra duduk di deretan terdepan, yang artinya giliran mandi
kami akan datang sebentar lagi.. tiba-tiba pemimpin doa menyodorkan mike di
hadapanku tanpa mengenal bahasanya aku tahu bahwa aku harus mendaraskan Doa Salam
Maria dalam bahasa yang kukenal baik selama ini Bahasa Indonesia… bergiliran
antara aku – mama dan bu Yati.. mungkin sekitar 30 x sampai akhirnya tiba
giliran kami untuk mandi..
Setelah bertukar pakaian dengan
semacam kain pelindung, kami masuk ke bilik mandi satu persatu didampingi 3
volunteer, dan kain pelindung ditanggalkan dan tubuh telanjang kami dibalut
dengan kain putih, untuk kemudian kami dipersilah untuk berdoa dan kemudian aku
menceburkan muka-ku ke air yang dinginnya….seperti air freezer.. dingin sekali…
setelah itu kain basah segera ditukar dengan kain kering dan kami diminta
keluar untuk bergiliran dengan umat lainnya.. sangat cepat dan tubuh kami pun
sudah kering kembali.. apakah karena suhu tubuh yang hangat vs air dingin
mempercepat keringnya tubuh kami..entahlah.. tapi kami percaya bahwa semuanya
akan baik karena Dialah sumbernya..
Setelah ‘mandi’ aku bertemu papa
di luar, tapi dimana Mama..? Hari ini cukup melelahkan jadi ingin rasanya aku
istirahat barang sejenak.. setelah mencari-cari ternyata Mama bersama Oma
Sandra yang awalnya kupikir hilang lagi.. maaf…!! Padahal mama sedang mengantar oma ke kamar kecil..
Awalnya kami ingin makan
jajanan di jalan tapi kami batalkan, karena jam makan malam tinggal 2 jam
lagi.. acara nonton filem tentang Bernadette pun terpaksa ditinggalkan karena
aku khawatir dengan kesehatan mama dan papa.. dan akupun takut kecapekan karena
aku merasa sakit di satu bagian tubuhku.
Malamnya setelah dinner di satu
resto Vietnam di dekat hotel, kami langsung menuju lokasi Prosesi Lilin.. Kursi
Roda, kereta dorong bagi si sakit berada di urutan depan dalam mengikuti
prosesi keliling Lourdes.. Lagu Ave Maria kembali didaraskan dalam berbagai
bahasa semua mohon kesembuhan..
Hari terakhir di Lourdes, kami
sepakat berkumpul di Crypt pukul 06:00 pagi untuk misa harian. Tak dinyana komunitas suster-suster Ursulin dari Indonesia bergabung misa bersama kami disini, juga ada
beberapa yang ku kenal.. suster-suster sekolah Cor Jesu.. sekolah anakku, miracle..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar