TANTE SJANY (tante koper) dan suami
Tante ini sangat lincah dan lumayan cerewet dibanding sang
oom.. Tante Koper juga tak segan menceritakan tentang keluarganya, anaknya,
mantu dan cucunya..
Saat di bis pun seringkali tante Koper ini nimbrung
bercandaan dengan kelompok bis kavling belakang.. karena memang sang tante ini
bawaannya ceria sekali..
Tante Sjany dan suami @Paris |
Di Pisa, di saat peziarah yang lain pulang dari berfoto,
tante dan oom sudah membawa tas kopor kosong…!! Maka dari itu kami menjulukinya
Tante Koper..!!
Tante Koper sering memintaku untuk memotret nya bersama sang
oom, gara-gara sering kuledek karena kameranya yang selalu ngedrop baterenya dan
berkali-kali hanya bermodalkan kamera HP, eman betullll
Dalam peziarahan ini, ternyata tante Koper dan Oom merayakan
pesta pernikahannya. Kalo tidak salah yang ke 30..! Dan sempat kami
terkagum-kagum karena di Gasan tante Koper mendapatkan hadiah cincin berlian…
katanya hasil ‘menguras dollar ~euro~Rp’ dan sempat surprise ketika tahu saat
transit harus belanja sedangkan euro dan dollar sudah melayang…wkwkwk
Oo iya tante Sjani kehilangan Oom saat transit di Dubai.. padahal sang tante
pingin beli kipas untuk aksesoris konstum belly dance-nya Gayaaaa betul tante
satu ini…
LIELIES AGUNG dan kakak
Dara ini berasal dari Semarang dan berdomisili di Bandung
ini mengingatkanku pada seorang rekan di kantor. Mirip.. tapi beda banget sifat dan karakternya.
Di Scala Santa Lielies pula yang mengajakku berdoa di tangga
yang membuatku jatuh cinta setengah mati dengan peziarahan ini, demikian juga
saat di Pisa kami menyempatkan berdoa di cathedral bersama.
Karena ad problem di hp ku, sempat pinjam Lielies untuk memastikan hp ku aman-aman saja.. dan ternyata, setelah pinjam semalam, cek batere ternyata hp ku sehat hanya karena jarang nemu colokan jadinya suka semaput... Makasih ya Lielies..sori ngrepoti...
Karena ad problem di hp ku, sempat pinjam Lielies untuk memastikan hp ku aman-aman saja.. dan ternyata, setelah pinjam semalam, cek batere ternyata hp ku sehat hanya karena jarang nemu colokan jadinya suka semaput... Makasih ya Lielies..sori ngrepoti...
Lielies otw to Lourdes |
Indrawati Agung |
Saat makan siang di Nice, Lielies yang meladeni kami rekan semeja dengan
mengupaskan apel jatah bersama, termasuk papa yang menikmati
kemanjaan-kemanjaan ini. Belum berakhir sampai disitu sebagian besar
teman-teman peziarah ini masih berhubungan dan ketemu. Demikian juga dengan
Lielies, kami sempat ketemu di Bandung dan dia pula dengan segala keramahannya
mengantar kami ke TSB.
Tante TITIK
Tante Titik berziarah ber -5 dengan keluarga besar besan
kakaknya. Tante yang satu ini awalnya adalah teman sebangku di bis, komentarnya
yang tidak putus saat awal kita masuk kota Roma.. selanjutnya ada kisah lucu
waktu di Pisa. Room-mate Oma Sandra ini rupanya alergi udang.
Dalam city bus @Monaco, masih kelihatan efek alergi udangnya kan?? |
Saat dinner
rupanya makanannya tercampur kuah udang… akibatnya bibirnya membengkak, dan
sempet difoto dan disimpan dalam ponselnya. Keesokan harinya alamaak, aku
sempet tidak mengenali tante Titik ini, karena wajahnya berubah sekali…karena
bibirnya jadi super besaaar…
Di Monaco, ketika dalam perjalanan di city bus, masih
kelihatan tuh bengkak bibirnya.. tante ini meskipun lonely traveler (karena
keluarga dalam rombongannya adalah couple) kalo udah belanja maniac juga.. Sekembalinya
ke bis tante Titik ini pula yang memberikan inspirasi kepada kami untuk beli
syal 1 euro untuk oleh-oleh.
Di Paris, bis kami sempat menunggu sang tante sampe sekitar
30 menit.. Linda tidak mensia-siakan kesempatan ini dengan berfoto di taman
kota, yang motretin? Driver bis sebelah wkwkwkw… di Volendam demikian pula,
tante Titik sampe menyusul bis kami di jalan, karena apa? Lupa waktu rasanya..
tapi tak satupun ada yang marah ketika sang tante masuk bis, karena senyumnya
selalu mengembang.. rasanya aku masih ingat suara sang tante… oo iya dalam
perjalanan ke Monaco, tante Titik ini pula yang minumannya tertukar dengan
mama..
Dibongkar-dibongkar mencegah overweight @Schiphol |
tuh koper tante Titik matching kan sama sepatuku |
Saat di bandara Schiphol, tante Titik sempet bongkar ulang kopornya..
Kenapa? Karena dikhawatirkan overweight.. BTW, warna kopor tante Titik matching
lho sama sepatuku…wkwkwkwk
NICO dan CHRISTINA
Pasangan suami istri muda ini sangat menghibur di bis.. NICO
dan tante TITIK adalah ponakan dan tante. Sang tante banyak cerita tentang masa
kecil si ponakan, dan CHRISTINA sang istri selalu senyum-senyum mendengar
cerita tentang kebadungan masa kecil suaminya.
Saat malam pertama di Pineta (nama hotel kami di Roma)
Christina yang mungkin sudah sangat capek, sudah tidak sabar menunggu antrean
lift yang memang hanya muat 2 orang berikut kopor-kopornya.. dia dengan gagah
perkasa, mengangkat kopornya dengan menggunakan tangga, dan dikejar oleh Nico..
Nico dan oma Maria sempat meninggalkan rombongan demi
melacak dan mengambil kembali kopor milik sang papa mertua yang terbawa oleh
rombongan peziarah lain.
Di Paris, Nico dan Christina sempat heboh belanja tas LV
titipan temannya yang harganya sangat membuat ludah susah ditelan… sang mama,
Oma Maria sempat berkomentar “Christina ini polos banget, mau2nya dititipi
temannya, tanpa duit.. pakai kartu kreditnya..”
Tante Titik, Nico dan Christina @Nevers |
Dalam perjalanan ke hotel kami, Christina sempat mengajak
kami (rombongan kavling belakang) untuk naik kereta ke kota, mampir ke Hard
Rock Café… tapi ternyata? Hotel kami jauh banget dari pusat kota, dan dimana
itu stasiun??? Tak tampaaaakk… bantal lebih mengundang rupanya…
Saat mencari letak hotel (apartemen) kami di pinggiran kota
Paris, bis kami sempet salah masuk ke area hotel yang lumayan kumuh untuk
ukuran usia kami.. hotel yang terdiri atas kubikal-kubikal kecil dengan cat
eksterior yang agak pudar..
mengingatkanku pada rumah teletubies di Yogya.
Nico sempat berkomentar mencoba berbesar hati, “Wah rasanya
bis kita harus di luar nih, kalo kita nginep sini..!” terang Nico berpikiran
demikian karena lay out hotel yang sempit dan tidak terlihat parking lot di
sekitarnya..
Mungkin sedikit sedih membayangkan harus angkut-angkut koper di
hari-hari terakhir peziarahan ini.. udah boneless.
Dasar sudah sama-sama ngocol aku menyahut, “Masih mendinglah
kalo bisnya yang diluar, daripada bisnya di dalam dan kita tidur di luar??”
entah ide darimana aku nyaut asal seperti itu. Yang pasti kami batal gondok
karena cekakakan dan ternyata hotel kami jauh lebih bagus dari yang ini, bahkan
termasuk hotel terbagus yang kami inapi selama berziarah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar