Senin, 24 November 2008

Penghakiman Terakhir - 25 Matius : 40

Dua minggu yang lalu, salah OB di kantor bercerita bahwa dia mengalami suatu kejadian yang sangat tidak terduga.

Kisah diawali sekitar 10 bulan yang lalu. Ketika pulang ke kampung di daerah Jombang, rekan saya bertemu dengan seorang bapak (maaf) 'gelandangan' ato 'orang gila' yang tidak bisa bekomunikasi. Bapak ini dengan bahasa tubuhnya menginginkan 'sesuatu'. Dikarenakan rasa iba, rekan ini memberinya uang, tapi si Bapak tidak beranjak pergi bahkan menunjuk-nunjuk pakaian yang sedang dipakainya...tanpa berpikir panjang rekan itu melepaskan bajunya dan diberikan kepada bapak tua tersebut. Sejurus kemudian rekan tersebut telah melupakan kejadian itu.

Esoknya, dia melihat bapak tua itu tidur di halaman rumahnya, ketika sudah bangun sekali lagi didorong oleh perasaan iba diberinya bapak tua itu makan dan pakaian. Begitu berlangsung selama beberapa hari. Menjelang akhir masa liburan, rekan saya itu menitipkan bapak tua itu ke suatu panti di dekat rumahnya, karena tidak tahu siapa lagi yang akan mau merawatnya. Karena bapak itu berkomunikasi pun tidak bisa..jadi keputusan itu dilakukan secara sepihak. Tapi apa yang terjadi..? Ummi (demikian rekan saya memanggil ibundanya) saya itu menegur, mengapa harus menitipkan orang tua yang tidak diketahui keluarganya itu ke panti, mengapa tidak dirawat sendiri..? Mengapa menolong umat Tuhan tidak total, hanya setengah-setengah..?

Keputusan sudah diambil bapak tua itu sudah dititipkan di panti, untuk kebutuhan sehari-hari bapak tua tersebut, rekan saya menitipkan uang sekedarnya setiap kali pulang ke kampung. Hal itu rutin dilakukannya tanpa sedikitpun terlintas pamrih.

Sampai dengan dua minggu yang lalu..Ketika pulang kampung, rekan saya kedatangan tamu. Tamu tersebut belum dikenalnya. Tamu itu mengucapkan terimakasih berkali-kali..rekan saya bengong..terimakasih untuk apa...? Tamu itu bercerita bahwa bapak tua yang ditolong rekan saya itu adalah kakeknya..yang hilang. Karena ada gangguan pada kesehatan jiwa, si kakek meghilang jauh dari pantauan keluarga. Keluarga sudah mencari selama berbulan-bulan sampai kemudian si kakek berhasil diketemukan, karena perawatan yang baik di panti tempat rekan saya menitipkannya.

Sebagai ucapan terimakasih, sebuah mobil dihadiahkan kepada rekan saya itu...bener-bener mobil - a brand new car..!! - sampai pingsan dia menerima mobil beserta BPKB yang sudah diatasnamakan rekan saya itu (entah bagaimana caranya). Bukan tidak mungkin, karena sang cucu adalah saudagar yang telah berhasil dan tinggal di salah satu negara di daratan Arab sana..

Haahh..? Mobil..? asikk dong...rekan (office boy) hanya tersipu-sipu..tiap kali mengingatkan akan nasib baik karena perbuatannya yang terpuji..

Sejak itu, aku serasa diingatkan bahwa menolong seseorang tidak penting pilih-pilih..dst..dst..takut ini..takut itu

Kemarin 23/11/08 di gereja, tiba-tiba aku inget lagi tentang 'kisah nyata' itu..wakkss serasa ditinju...langsung KO...(kok nyambung sih.... :() manakala Romo membacakan Injil tepatnya saat ayat ... "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kau lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untukKu.."

Lho...kok pas..? Aduhh aku jadi mbrebes mili, indah sekali kalimat itu..tapi apa yang sudah kuperbuat...? Malu ah..emang bener ya Iman tanpa perbuatan adalah omong kosong... belajar mata kuliah kehidupan SKS gak pernah habis. Dosennya bisa siapa saja dari seorang OB pun ternyata aku 'seharusnya' bisa memetik suatu pelajaran tentang Iman... memang OB, manajer, mandor whatever...gak penting...itu hanya pakaian di dunia yang fana..

Duuhh....ini bukan cerita boong...nih sang rekan (OB) ada di ruangan saya...
Shalom,