Kamis, 29 November 2018

JOGYA - Juli 2017

Akhirnya harus kembali ke Jogya lagi, dengan mengatur skedul seefisien mungkin supaya bisa sekali datang 2 tes sekaligus. Sehingga tidak perlu melepas biaya di PTS lokal kota Malang. Karena mempertimbangkan banyak hal. Aku dan suami memutuskan MG lebih baik kuliah di Yogya.

Kali ini kami bertiga dengan MB, dengan Argo Wilis agar masuk Yogya sebelum pk 12.00 karena harus registrasi di UKDW sehari sebelum tes.

Tiba di stasiun Tugu, kami segera menumpang taksi menuju kampus UKDW dengan berbekal back pack.. muka berminyak dan perut mulai lapar.. usai mendapatkan kartu ujian kami meluncur ke apartemen yang sama di daerah Seturan. Baru setelah itu kita bisa mengisi perut yang keroncongan.

Sore harinya aku dan MB menikmati senja yang mulai mendung di poolside apartemen yang ada di roof top.. MG belajar.. tidak ada agenda spesial malam itu, makan malam pun kami habiskan di resto poolside.

Keesokan paginya setelah Misa Harian segera kami meluncur ke kampus UKDW menghantar MG berbaur dengan peserta lainnya untuk tes.. bepergian dengan MB di pagi hari harus siap-siap dengan jadwal panggilan alamnya.. huft..

Setelah MG masuk ke ruang tes, dan urusan MB sudah beres. Kami meluncur ke Taman Sari. Kali ini udah PD pakai aplikasi taksi online.. yes telat banget ya.. hehe..

Setelah ngubek Taman Sari dan MB puas hunting foto, kita lanjut ke Benteng Vredeburg  karena menurut perkiraan tes MG baru berakhir pk 15.00 berhubung gak hafal jalan.. dalam perjalanan kembali ke penginapan sempat melewati lokasi dimana MG tes.. tapi ya sukur lewat.. nggak kepikir untuk ricek ke MG..

Menjelang sampai penginapan MG telepon sudah kelar tes naaah... walah.. akhirnya kuminta dia naik ojol.. untungnya dia berani dan aku diminta menunggu di entrance karena as always MG tidak pernah membawa uang.. *!£^@¥!

Sorenya kami antar MG belajar bersama Rininta, aku dan MB ngafe di Kopi TM sebrang apartemen sambil menunggu MG kelar belajar.. good luck

Sabtu pagi, setelah membawa bekal cukup kami antar MG ke kampus Babarsari untuk tes.. dan kejadian panggilan alam seperti kemarin terulang lagi.. Duh MB

Sembari menunggu MG, kita jalan-jalan dan makan sate di pinggir jalan Malioboro kemudian makan siang di Mirota. 

Siang itu setelah cek out aku pingin banget napak tilas Gedung di FKG UGM yang didedikasikan dengan nama mbah Domo.. ok jadi mending titip luggage di locker Stasiun Tugu kemudian taksi kami meluncur ke kompleks kampus UGM dan setelah muter-muter akhirnya ketemu deh.. duhh bangganya.. Mbah Domo kakung diabadikan menjadi nama RS Gigi dan Mulut FKG UGM wow.. mbois mbahku..!!

Dari UGM aku usul kita nonton aja.. akhirnya ke Hartono Mall.. nonton Filosofi Kopi. Awalnya pengen ke Cafe nya.. tapi takut macet.. akhirnya nonton deh sambil tunggu jam KA kami yang masih malam banget... pk 20:45

Bubar nonton. Kami bergegas ke Stasiun dan dengan sabar menunggu si besi hitam membawa kami kembali ke Malang..

JOGYA - JUNI 2017

Kembali ke Yogya, untuk mengantar MG tes di UAJY, kali ini bersama Deni.. ketika sudah menyelesaikan persyaratan administrasi, kami menuju apartemen tempat kami bermalam di Yogya kali ini. 

Mulai melek dengan jalan-jalan di sekitar kami.. setelah beristirahat sejenak, kami ke Filkop di daerah Jakal.. uwooo suka dengan konsep warung kopi ini. Kuno tapi baru.. seperti biasa dalam kesenpatan itu ngobroĺ-ngobrol dengan baristanya.. aku sempat berkeluh kesah, 
"Mas nyeduh kopi macam-macam ini di lidah saya kok kerasa gak mantep ya?"
Sang mas barista bertanya dengan sopan, "Ibu sukanya kopi disajikan seperti apa?"
"Menurutku, kopi tubruk itu udah paling pas mas, no sugar."
"Ibu, tidak ada yang salah dengan selera ibu, itu masalah selera.. kalau tubruk menurut ibu yang terbaik berarti memang yang terbaik untuk ibu."
Ooh aku suka sekali.. makasih ya.. molaaai lembeng..

Keesokan paginya ketika MG dan Rininta tes.. aku dan Deni ngobrol di daerah Demangan lagi, tapi kali ini makan soto Kudus saja.. dan janjian dengan Mul untuk nyekar di makam keluarga di Kruwet.

Hari itu, Sabtu 10 Juni 2017.. dalam perjalanan menuju Godean ada berita Jupe meninggal.. RIP..! setelah dari Godean dan mampir di Museum Presuden RI ke 2, kami menuju Bantul mencari Sate Klatak yang sayangnya belum pada buka.. huhuhu.. tapi akhirnya ada juga 1 warung yang buka dannn makan deh... setelah dari Sate Klathak kami lanjutkan kenpameran Seni ArtJog 2017.. MG sukq banget.. aku dan Deni suka sukaan saja.. habis susah mencernanya..ya wis pokoe gaya... 

Oiya dalam pameran itu tepat bersamaan dengan kunjungan ketua Bekraf Bapak Triawan Munaf nah ketika cocok-cocokan sama anak-anak muda ini.. olaaadalaah mereka ga ada yang tau apa dan siapa Triawan Munaf ini.. gapapa yang penting kami foto.. lak kumat

Puas di ArtJog kami meluncur ke arah Stasiun Tugu, hehe nunggu jadwal kereta, ya sudah ngopi cantik di Hotel Harper,  selanjutnya ciaooo Yogya..

Jumat, 01 Desember 2017

Ketika MG memilih studi lanjutnya

Periode bulan Mei s.d Juli 2017 adalah masa berat bagi kami dan MG (seharusnya). MG yang sejak SD selalu berujar ingin jadi Arsitek benar-benar tidak bergeming dengan iming-iming jurusan yang lain..

Ketika SD dia bercita-cita ingin menjadi Arsitek, guru sekaligus suster... ehem berat ya.. ingin melanjutkan ke Harvard hadoohh....

Ketika SD pula dia ikut olimpiade Bhs Inggris dalam speechnya MG mengatakan
"I want to be an architect... drawing is my world." Seserius itu..

Aku pingin kuliah di Jerman bun.. yah untuk yang 1 ini kami memotivasinya untuk membuka mata dan mencari kesempatan beasiswa jika Tuhan berkenan. Semasa SMA MG juga sempatkan untuk les Bahasa Jerman dan mengidola segala yang mambu Jerman..

MG sama sekali tidak berkehendak masuk PTN dia memiliki minat masuk ke PTS di Bandung yang terkenal dengan jurusan Arsitekturnya. Tapi harapan itu luruh setengah.. ketika MG tidak lolos jalur PMDK.. dan melupakan jalur pendaftaran tertulis di PTS tsb, aku pun memaksa dia untuk lebih realistis supaya bisa masuk PTN dan sejak itu suhu di rumah kami mulai dan semakin meningkat..

Ketika di awal th 2017 namanya lolos untuk kuota 50%  siswa yang boleh mendaftar SNMPTN tampak sekali MG ogah-ogahan berkali-kali dia utarakan "Aku nggak mau ikut SNMPTN." MG tidak segera mengisi formulir online dengan berujar aku tidak tertarik... dan mengulur-ulur waktu sampai dengan batas akhir pendaftaran, mau marahhhh rasanya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan PTN mengusik kami untuk berdebat dan berakhir dengan nada-nada tinggi serta sesenggukan tangis dari MG.

MG banyak membuat batasan ini itu, tidak mau masuk PTN, tidak mau masuk Univ ini dan itu, maunya di luar kota dll

Ketika hasil UN dibagikan nilai 4 mata pelajarannya di atas KKM semua tidak ada nilai kurang, nilai ijazah, nilai rata2 rapot semua di atas 8,5 tapi ketika MG tidak menunjukkan minatnya pasti sang alam pun tidak akan memilihnya.

Berbagai cara kani lakukan agar MG mau dan bisa kuliah di PTN, mulai dari bimbel, SBMPTN (yang juga diisi last minute sehingga data masuk di saat injury time karena traffic yan tinggi) mengikuti Utul di UGM yang dia keluhkan sulit dan bilang pasti tidak diterima sampai jalur mandiri yang menggunakan nilai SBMPTN membuat pupus sudah harapanku MG masuk PTN..

Tidak terbayang ketika tanpa persiapan matang mengantar MG Utuk di Yogya, H-1 melewati Sadhar lokasi Anya tes, MG melihat kampus UAJY, dia berteriak matanya berbinar, "Bun, aku mau ndaftar Atmajaya." aku melotot dan menolak. Karena tidak sesuai dengan tujuan kami datang ke Yogya.  Tapi sepulang drari  Utul MG diskusi dengan ayahnya agar diijinkan memutuskan mengikuti tes UAJY.. jadilah aku mengantar dia tes tapi  lagi-lagi karena kurangnya persiapan dan tidak baiknya mengatur waktu.. banyak soal yang tidak diselesaikan. Hasilnya? MG tidak lolos..!! Shock pasti..

Akhirnya setelah dinyatakan tidak diterima di SBMPTN aku pun mengantar MG tes di UAJY untuk kedua kalinya.. dengan keputus asaan yang hampir mencapai batas, MG aku daftarkan juga ke UKDW di jurusan yang sama, Arsitektur. Beruntungnya waktu tes berurutan sehingga waktunya pun lebih efisien.

Akhirnya, MG diterima baik di UKDW maupun UAJY.. dan tentunya MG memilih UAJY karena selain PTS di Bandung itu UAJY memang PTS  yang diminatinya seperti grafiti di lemari yang ada di kamarnya (yang baru kuketahui kemudian) beruntungnya beberapa teman SMP dan SMAnya juga memilih UAJY. Jadi kami tidak terlalu khawatir melepas MG di kota barunya.

Ada 1 cerita, ketika tes wawancara di UKDW salah 1 pewawancara memberikan gambaran bahwa selama ini MG salah memilih jurusan pilihan ke 2 di PTN, saat itu kami berpikir jurusan tsb mirip-mirip dengan Arsitektur hehe... kemeruh (kata MG: untung ya aku gak diterima di jurusan pilihan kedua itu, kalo keterima bisa-bisa aku gak suka dan gak krasan... duh keras kepalanya), dan hasil gambar/sketsanya sebagai pelengkap tes masuk dipuji sang pewawancara

MG sekarang sedang membuktikan apa yang sudah dipilihnya. Dia yang hanya mau di jurusan Arsitektur PTS luar kota.. terkabul. Kami yang sudah mencoba membelokkan dia dari minatnya akhirnya pasrah dengan kemauannya, MG sekarang belajar mengatur waktu, kehidupannya, keuangan dan studi serta tugas-tugasnya.

Belajar hidup jauh dari orang tua dan keluarga. Buktikan MG..!!

Akhirnya harus kembali ke YOGYA - Mei 2017

Teman-teman kolas seringkali membuat usulan untuk liburan ke Yogya. Entah mengapa aku tidak seantusias Deni dan Herman jika diiming-iming ke Yogya.. beda kalo Bali aku langsung mbebeki..

Ketika LBK 1 yang lalu diusulkan ke Yogya, aku tidak bisa menolak karena kali ini atmosfirnya beda.. karena kami akan pergi berbanyak dengam teman-teman SMA.. jadi pasti beda kontennya..



Ketika MG tidak lolos tes untuk kuliah di Bandung, aku tidak terpikir untuk melepas dia tes ke luar kota.. maka dari itu diputuskan.. TIDAK mendaftar di periode selanjutnya.



Bahwa kemudian MG mengikuti UTUL di UGM, kemudian tes di UAJY 2x, daftar ulang, pertemuan Ortu mahasiwa baru, sampai kemudian kami sekeluarga menengok sang anak kos untuk pertama kalinya di bulan  September.. sudah berapa kali dalan setahun aku ke Yogya..



Jadi ingat pengalaman pribadi 30 tahunan yang lalu ketika ada seorang teman yang menganjurkan aku untuk kuliah di Malang dengan iming-iming suasana belajar yang nyaman, kotanya tenang dll 
Apa jawabku? Tidak... 
Kenyataannya? Aku diterima di PTN di lota Malang, harus kos dan tinggal di kota ini 4 tahun lebih, kemudian th 1994 sebelum menikah suami membeli rumah di Mlang yang kami tempati bersama sejak tahun 1998 sampqi sekarang..



Pengalaman kedua, ketika masih kuliah dalam obrolan dengan seorang teman, dia bilang.. entar kerja di Bali aja, enak bla bla..
Apa jawabku? Tidak.. Bali enakan buat liburan
Kenyataannya? Pengalaman kerja pertama dan keduaku adalah di Bali, yang mengharuskan aku tinggal di pulau Dewata ini selama 2 tahun, dan kembali menjadi anak kos.. dan sampai hari ini Bali tetap menjadi tujuan wisata yang ngangeni.. hihihi



Ketika mengantar MG Utul, tidak bisa dipungkiri bantuan Renny dan Rodex D-limanya sangat luar biasa, karena order last minute KA dan hotel hampir semuanya SOLD OUT singkat cerita berhasil mendapatkan hotel yang lumayan dekat dengan lokasi tes. Bisa difasilitasi oleh Didik, ditunjukkan lokasi tes MG, Irfan dan Anya



Setelah menghantar MG dan Irfan, aku dan Dinie sempat ngobrol panjang sekali tentang pengalaman hidup kami yang mungkin sdh 20 tahunan lebih tidak pernah kami lakukan sejak melepas masa SMA.. 



Ngobrol cantik di cafe Hayati Jl Demangan berbekal rekomendasi dari Wimbo - selebgram Yogya..



Dalam obrolan itu aku sempat berujar.. selama ini aku takut membayangkan melepas anakku kuliah di Yogya. Tapi kalo kita tidak lihat sendiri kita akan takut terus, padahal ternyata aku merasa nyaman.. meskipun tes di UTUL ini anak-anak kami sama sekali tanpa target dan beban, ngobrol pun tidak cemas dengan bagaimana hasil tes mereka.. antik ya



Siangnya ketika kami makan gudeg di UGM sambil menunggu Niniek datang (dihubungi agar menyusul ke cafe tdk ada sautan... ketiduran ternyata) dan anak-anak bubar tes.. biar saja MG mulai merasakan suasana persaingan.. apapun hasilnya..


Malam harinya aku, MG dan Niniek lagi-lagi menyempatkan ngopi di Simetri.. sekali lagi atas rekomendasi Wimbo.. tetep ya harus ngopi.. mas-mas Baristanya baik dan mau diajakin foto-foto hehehe.. setelahnya kami menyusuri jalan-jalan dalam temaram malam.. melewati TB Gramedia yang dulunya adalah kediaman Mbah Kakung kami, Prod Drg Sudomo..

Langkah kami mengantar sampai ke Tugu Yogya, selanjutnya aku dan Niniek menikmati kudapan pinggir jalan, nasi kucing dll di salah 1 angkringan.. yang sepertinya suami-suami kami pasti tidak bisa menikmatinya.. hehe


Kamis, 30 November 2017

Mencari hatiku yang pernah tertinggal di Solo

Setelah cukup beristirahat, dan setelah sarapan.. Didik kakak kelas kami di SMA St Maria datang.. kamipun segera check out dan menuju stasiun. Tujuan kami adalah Kota Solo.
 
Ini merupakan pengalaman pertama kali melakukan perjalanan Yogya - Solo menggunakan layanan moda transportasi komuter Pramex. Karena pengalaman pertama, kami pun salah pintu masuk.. ngookk.. untung petugas memberitahukan, bahwa kami harus membeli tiket dari pintu keluar (jika turun kereta dari Sby.. musti belok kiri.. nah disitu lah) dan pihak petugas yang kasihan, mengijinkan Sigit dan Didik melipir menuju loket penjualan tiket di sisi lain dari stasiun, dan masuk melalui akses yang salah sehingga kamipun menunggu datangnya kereta di lokasi yang tepat.. hehehe..
 
Sekitar 1 jam akhirnya kereta kamipun datanglah.. aseeek..

 
 
Perjalanan dari Stasiun Tugu sampai Stasiun Balapan memakan waktu sekitar 1 jam.. tiba di Stasiun Balapan.. Sigit segera mencetak tiket yang akan digunakan kembali ke Surabaya tengah malam nanti. Nah.. rupanya ada 1 titik yang dirubung banyak eks dan calon penumpang.. ternyata sudut tempat colokan yang disiapkan untuk mengisi daya baterai.. bergabunglah aku, karena daya hp ku yang sudah melemah.. sambil mengamat-amati perubahan yang nyata tampak di beberapa stasiun dan KA di masa pemerintahan yang sedang berlangsung.. eh iya kota ini kan kota asal bapak presiden idolaku.. idolamu juga?
 
Keluar dari stasiun, tujuan pertama kami adalah check in di Novotel Solo.. gaya? Memang..!! karena sudah niat.. ketika browsing sebulan lalu, aku dapat rate yahud dari salah 1 website booking online.. *tersenyum
 
Ketika sampai hotel kami sedikit cemas, karena belum jam cek in yang wajar.. tapi apa salahnya sih dicoba.. dan ternyata.. pihak hotel mengijinkan kami early check in... aseek, sehingga kami bisa menyimpan luggage kami, dan cuci muka sedikit biar lebih cantik... pret
 
Sebelum check in, aku titip salam ke GM hotel yang merupakan rekan sejawat ketika bekerja di satu Klub Golf di Surabaya.. besok akan aku cek.. apakah salamku disampaikan/tidak..
 
Tujuan pertama kami hari itu adalah per-kambing-an.. yaa.. kami menuju ke Sate Kambing, Sate buntel di Jalan Tambak Segaran, aahhh nikmatnya tiada taraaaa... lupakan sejenak makanan pantangan dan sinyal ninu-ninu.. *huks usia paruh baya, don't forget.
 
Karena waktu kami di Solo tidak panjang, maka tujuan berikutnya adalah Pasar Klewer.. Sigit merasaa terpanggil membelikan daster batik untuk sang Ibu.. demikian pula aku, titipan dari ojob untuk mama mertua.. ketika daster-daster berpindah tangan.. kami lanjut ke Kampung Batik Kaoeman.. suka dengan kampung hunian yang jadul ini.. kelihatan ayem, setelah mendapatkan kemeja ABG untuk anak-anakku dan si Jo.. kamipun lanjut ke keraton, tapi salah jadwal deh.. gapapalah yang penting bisa beristirahat di teras keraton, sambil memperhatikan aktifitas anak-anak muda yang berburu sudut terbaik untuk hasil fotonya, kami cukup leye-leye sambil beli kipas dari si mbok sepuh.. *ga penting ya.. wkwkwk
 
Trus kemana lagi... kamipun melakukan dancing on the street di depan kantor Walikota Solo.. malu? kayaknya yang malu hanya Sigit dan Didik.. sedangkakn aku dan Deni benar-benar sudah nir-malu.. *bahnoooo
 
Selanjutnya menyesal, karena sebenarnya di seberang lokasi kami berfoto adalah Ps GEde pusat segala penganan asik.. yaaah mendadak blank.. lali kabeh..
 
Setelah aktifitas gak penting barusan, kami ke toko oleh-oleh Orion kulakan titipan roti kasur, abon dll.. nggak ding bohong gak kulak kok, cuma beli secukupnya aja.. hehe
 
Tidak cukup sampai di situ, kami lanjut ke RM Kusumasari untuk menikmati selat Solo... eduuunnnn dan kabar baiknya kami ditraktir Didik.. tengkyu broooo. Dari sini Didik memutuskan kembali ke Yogya, dan drop by di Stasiun Balapan.
 
Dalam kondisi kekenyangan kami bertiga kembali ke Hotel, setelah mandi.. kami pun menuju cafe 3 tjeret.. dinner.. ya ampyuuuunnn...
 
Di Cafe yang ngehits di sosmed ini, kami memilih nasi kucing dan lauk aneka macam.. teteeeep... tidak terburu-buru kami sungguh menikmati malam kami di Solo, bener-bener GGGendeng...
 
BAru keluar 5 langkah dari Cafe kami memutuskan belok di hotel sebelah.. karena hotel Heritage ini memiliki interior cafe yangn bernuansa jadul... aah suka.. habislah kami berfoto dan konser dengan bas betot keren... menu yang kami pilih adalah french fried dan wedang jahe... bener-bener menu eyang putri... sambil menyeduh wedang jahe, kami mengkalkulasi hutang piutang trip kami... biar kelar trip semua clear... hahaha


 
 
Menjelang tengah malam kami berjalan kaki kembali ke hotel.. dan Sigit berkemas ke Stasiun untuk kembali ke Surabaya..
 
Setelah melepas 1 per 1 teman kami, kamipun pulesss..
 
Seletih apapun kondisi fisik kami, bangun subuh tidak bisa dihindari.. sebelum meninggalkan hotel aku dan Deni pun menikmati makan nasi liwet di depan hotel, lesehan.. nasi liwet plus air mineral kami berdua HANYA dikenakan harga sangattttt luar biasa yakni #duapuluhtigariburupiah..
 
Sebelum meninggalkan hotel, akhirnya aku pun sempat ber-say hi dengan GM hotel..  naah ternyata salamku tidak disampaikan... hmmm
 
Selanjutnya perjalanan 1 hari di Solo harus diakhiri, tapi masihmampir bentaaar di toko oleh-oleh.. halaaah kober.. dan akhirnya untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Bandara Adi Sumarmo ini.. hehehe..
 
Ada sekelumit kisah.. MG mengirim pesan via WA ke aku, bahwa hari ini adalah pengumuman UN SMA.. yaaah.. *sedih, dia melampirkan satu link berita mengenai turunnya hasil UN SMA tahun 2017 ini, dan sebelum keluar announcement resmi dia bilang, aku jangan dimarahi kalo nilaiku elek... lhee lak mesti..
 
Akhirnya terdengar pengumuman bahwa flight kami dengan Lion Air yang membawa kami ke Surabaya delayed.. tapi.. seperti biasa kami tidak sedang in a hurry, jadi kami nikmati saja malah kalo perlu beri waktu delayed yang cukup agar kami bisa menikmati makan siang dengan tenang.. dan menghibur momongan kami, para manequin berbaju batik bermuka lempeng... duaaaa.. see you SOLO i'm gonna miss you..
 
 
 
 

Selasa, 28 November 2017

Jogya bersama [bakal] GGG

Setelah satu persatu teman check out dari hotel.. tinggal kami bertiga.. aku, Deni dan Sigit.. Deni sudah arrange untuk sewa mobil dari geng ponakan.. Jogya mendung dan beberapa saat hujan rintik.. kami memutuskan untuk ke Tempo Gelato yang berlokasi di Prawirotaman.. tapi aku memutuskan tidak.. karena readang tenggorokan ini masih belum bisa diajak kompromi untuk menikmati segala kudapan yang merangsang gatel.. aah sayang banget..
 
Selesai dari Tempo Gelato, kami lanjut ke Kopi Klotok di Pakem, ooh takjub banget dengan bangunan rumah yang otentik, dimana pembeli harus antre di ruang makan yang menyajikan makanan rumahan yang fresh from the oven.. yang bersebelahan dengan dapur yang mengepulkan asap panas dari kayu bakar.. aaahh dapur item inget dapur di rumah mbah di Godean.. kami pun dengan tertib menyendok nasi, lodeh, tempe goreng dan sambal.. tidak lupa kami pesan pisang goreng, telor dadar dan teh tubruk... aaah nikmat sekali... dengan suasana rumah yang temaram.. tapi sangat ramai oleh pembeli yang mengular.. feelingku mengatakan tempat ini bakalan populer.. dan betullll...
 
Dalam perajalanan pulang akhirnya akupun tertidur pulas, baru terasa capeknya mana badan belum sehat.. jadi ketika Sigit mampir di toko oleh-oleh untuk membeli Bakpia Kuniasari.. aku tidak tergoda untuk membuka mata... tetap pulass..
 
Ketika Wimbo dan Datuk menghantar kami kembali ke Hotel.. aku pun lebih memilih untuk membersihkan badan dan kemudian istirahat.. hehehe..
 
Jadi extend 1 malam di Yogya ini benar-bernar tidak bisa dimanfaatkan dengan sangat baik.. tapi ya sudahlah...
 

Rabu, 22 November 2017

Bye Bye LBK-1

Setelah keseruan semalem.. beberapa di antara kami janjian untuk Misa Minggu.. sebelum pk 06.00 keesokan paginya kami sudah berkumpul di Lobby Hotel.. dan cuzz ke Paroki Kumetiran untuk mengikuti Misa Hari Minggu itu..
 
Ketika Misa dimulai.. duenngg misanya Bahasa Jawa kromo super inggil cenderung sastra banget, diksi-diksinya banyak yang blank.. akhirnya harus benar-benar konsentrasi untuk memahami sudah bagian mana dari Misa hehehe... mana batuk ini begitu menggila sampe-sampe Sigit menyodorkan therapy oil miliknya untuk meredakan rasa gatal di tenggorokanku.. tueeek
 
Usai Misa kami aslinya hang.. jalan kemana ini kalo mau balik hotel.. akhirnya dengan berbatik bak bubar apel pagi kami berjalan menyusuri paginya Yogya.. ketika sudah tiba di Malioboro.. kami memutuskan "SETOPPPP... kita naik andong yuukkk... !!" secara aklamasi Sigit, Regina, Puguh, Cisca menyahut "Hayuuuukkkk..!!" tapi foto dulu pliss di signage MALIOBORO yang ngeheitsss..
 
Akhirnya dengan menumpang andong kamipun diantar kembali ke Hotel, dan segera menikmati sarapan pagi di hotel bersama teman-teman lain yang sudah siap dengan aktivitas bebas hari ini...

Beberapa teman mulai berpamitan menyusul Arjo dan Dinie yang sudah bali kanan sejak kemarin.. huhuhu..

Setelah breakfast beberapa teman sudah bertolak ke Malioboro untuk belanja-belanja oleh-oleh.. Sedangkan aku, Renny, Dien dan Deni berhitung cepat jarak jauh dengan Dinie.. menghitung berapa dana tersisa dari LBK ini.. ketika jumlah sudah diketahui dan positif ada kelebihan dana.. kita putuskan untuk dikembalikan kepada peserta (setelah Refund sebagian kepad peserta yang batal) tapi dalam bentuk gift... apa itu.. kita cari yang khas.. yaitu batik.. lesgoooo

Kita segera meluncur ke Pasar Bringharjo.. menyibak keramaian pembeli dan penjual.. mengaduk tumpukan belanjaan dan akhirnya kamipun mendapatkan apa yang kami mau.. di satu sudut pasar... akhirnya kami pun memborong sejumlah peserta, daaan masing-masing mendapatkan 2 potong batik..

Segera setelah beres, kami pun kembali ke hotel membungkus dalam tas plastik.. daaan beruntung hampir semua peserta sedang ngobrol-ngobrol di lobi.. akhirnya LBK-1 ini ditutup dengan menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan di sana-sini.. dan bingkisan souvenir dari LBK-1 dari flash shop kami 1 jam yang lalu pun berpindah tangan... semua letih sekaligus hepi..

Ciao Sanmar87 peserta LBK-1 jika ada umur panjang kita lanjutkan di LBK-2