Kamis, 06 Desember 2012

Air mata menetes di Lourdes



Pagi ini setelah sarapan kami beramai-ramai ke Grotto, karena jarak hotel dan Grotto hanya berkisar 300 meter.. kami berjalan cepat-cepat sambil mengusir dinginnya pagi itu. Begitu banyak umat berkumpul sejak pagi itu, dan semakin banyak karena kala itu adalah pekan doa bagi tentara se Eropa untuk perdamaian dunia, maka tidak heran hampir di tiap sudut banyak sekali umat berpakaian tentara seusai asal negaranya, dengan tujuan yang sama DOA..

Tepat pukul 10:00 pagi, seluruh anggota rombongan peziarah sejumlah 80 orang berkumpul di kapel untuk Misa, intensi misa berupa kumpulan doa dan permohonan beramplop-amplop titipan dari tanah air pun sudah diberkati oleh Bapa Uskup setelah Misa usai bersamaan pula dengan lonceng dari menara Gereja utama… merduuu sekali, peziarahan kami dilanjutkan dengan jalan salib.. 

Ada sedikit kecelakaan di sini, karena medan yang berat kursi roda mama-nya Uut sempat tumplek disini, untung insiden ini tidak menghalangi kami untuk melanjutkan peziarahan, seluruh umat bergantian membacakan doa di setiap perhentian, medan jalan salib tidak mudah berbukit-bukit.. tapi karena hawa yang sejuk tak sejenak pun penat menghampiri.. dan ajaib sampai perhentian terakhir mama-nya Uut tidak sedikitpun menggunakan kursi rodanya meskipun sebenarnya kondisi fisik kurang memungkinkan.










Di akhir jalan salib, kami bertemu Oma Sandra yang bersiap-siap untuk doa di Grotto sambil mengirimkan intensi kami melalui perantaraan Bunda Maria..
Ada beberapa kejadian lucu sebelumnya, TL kami berkali-kali mengganggu oma Sandra yang berusia 72 tahun dan bepergian sendiri.. 

OS : Yusak, dimana oma musti taruh surat-surat ini? Sambil menunjukkan segepok amplop titipan intensi dari rekan-rekan oma di Persekutuan Doa..
TL : Oma mau kirim surat? Udah dikasih alamat belum?
OS : Yusak jangan ganggu oma terus.. dimana oma harus taruh surat-surat ini?
TL : Kalo mau kirim surat, udah dikasih perangko belum?

Hahaha.. kami semua yang berada di sekitar oma Sandra tertawa terbahak-bahak.. dan TL pun menunjuk kami untuk mendampingi Oma berdoa dan menyerahkan semua intensi itu di Grotto, karena kami pun akan melakukan hal yang sama.

Dalam antrean untuk memasuki gua, oma bertanya kepada aku..

Antrean umat yang mengular

OS : Eva, ini orang-orang pada ngapain?
Aku : Antri Oma, mau ke gua
OS : Yang disebut Gua Lourdes itu mana??
Aku : Lho? Oma gak tahu? Ayo sini..! Sambil menarik Oma keluar barisan dan menunjuk ke Grotto berikut patung Bunda Maria..

Kemudian aku meraba dinding gua yang terbuat dari batu karang, dan tampak licin karena banyaknya umat yang menjamah.. dan keyakinan untuk disembuhkan segala sakit luka batin dan fisik.. Oma pun melakukan hal yang sama sambil berkata,

OS : Eva, tangan Oma keriput ya? 


Batu karang yang semakin licin

 

Tempat Intensi

Mata air yang menembus batu karang itu


Que Soy Immaculada Councepciou


Aku pun hanya tersenyum lebar.. oalah Oma nih sempet yaa.. kemudian kami pun memasukkan beramplop-amplop doa dan intensi ke dalam kotak demikian juga Oma..

Dari Grotto kami antri untuk melakukan ritual mandi di mata air Lourdes.. antrean sudah mengular.. sekitar 1 jam kami menunggu, sampai menggigil kedinginan.. Kami pun sambil menggenggam Rosario dan tenggelam dalam doa masing-masing… juga lantunan doa Salam Maria dalam pelbagai bahasa yang tidak kukenal didaraskan tiada henti..

 
Sampai pada akhirnya aku, Mama, Bu Yati dan Oma Sandra duduk di deretan terdepan, yang artinya giliran mandi kami akan datang sebentar lagi.. tiba-tiba pemimpin doa menyodorkan mike di hadapanku tanpa mengenal bahasanya aku tahu bahwa aku harus mendaraskan Doa Salam Maria dalam bahasa yang kukenal baik selama ini Bahasa Indonesia… bergiliran antara aku – mama dan bu Yati.. mungkin sekitar 30 x sampai akhirnya tiba giliran kami untuk mandi..

Setelah bertukar pakaian dengan semacam kain pelindung, kami masuk ke bilik mandi satu persatu didampingi 3 volunteer, dan kain pelindung ditanggalkan dan tubuh telanjang kami dibalut dengan kain putih, untuk kemudian kami dipersilah untuk berdoa dan kemudian aku menceburkan muka-ku ke air yang dinginnya….seperti air freezer.. dingin sekali… setelah itu kain basah segera ditukar dengan kain kering dan kami diminta keluar untuk bergiliran dengan umat lainnya.. sangat cepat dan tubuh kami pun sudah kering kembali.. apakah karena suhu tubuh yang hangat vs air dingin mempercepat keringnya tubuh kami..entahlah.. tapi kami percaya bahwa semuanya akan baik karena Dialah sumbernya..

Setelah ‘mandi’ aku bertemu papa di luar, tapi dimana Mama..? Hari ini cukup melelahkan jadi ingin rasanya aku istirahat barang sejenak.. setelah mencari-cari ternyata Mama bersama Oma Sandra yang awalnya kupikir hilang lagi.. maaf…!! Padahal mama sedang mengantar oma ke kamar kecil..  

Awalnya kami ingin makan jajanan di jalan tapi kami batalkan, karena jam makan malam tinggal 2 jam lagi.. acara nonton filem tentang Bernadette pun terpaksa ditinggalkan karena aku khawatir dengan kesehatan mama dan papa.. dan akupun takut kecapekan karena aku merasa sakit di satu bagian tubuhku.

Malamnya setelah dinner di satu resto Vietnam di dekat hotel, kami langsung menuju lokasi Prosesi Lilin.. Kursi Roda, kereta dorong bagi si sakit berada di urutan depan dalam mengikuti prosesi keliling Lourdes.. Lagu Ave Maria kembali didaraskan dalam berbagai bahasa semua mohon kesembuhan..





Hari terakhir di Lourdes, kami sepakat berkumpul di Crypt pukul 06:00 pagi untuk misa harian. Tak dinyana komunitas suster-suster Ursulin dari Indonesia bergabung misa bersama kami disini, juga ada beberapa yang ku kenal.. suster-suster sekolah Cor Jesu.. sekolah anakku, miracle..!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar