Sabtu, 04 November 2017

Candi Ratu Boko - Westlake - Tragedi koper


Usai ngos-ngosan dan bersenda gurau di Tebing Breksi.. kami melanjutkan perjalanan ke Candi Ratu Boko yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Tebing Breksi.

Udara yang cerah ceria secepat itu berubah menjadi kelabu, mendung menggantung... lhooo... tidak menyurutkan niat kami, kami tetap maju jalan.. gak mau kalah dengan hujan, kami memborong jas hujan dan menyewa beberapa pucuk payung demi memasuki area candi yang sebenarnya cantik jika diabadikan saat sunset..






Tapi bukannya mereda hujan semakin lebat, dan memaksa kami untuk berteduh dan kemudian dilanjut dengan cemal-cemil dan minum wedang anget, di sudut cafetaria clubhouse.. baiklah.. kalo memang sudah stw ya bagusnya memang duduk manis minum wedang jahe.. :))

Ketika dipikir ulang, daripada penantian tidak berujung, kami putuskan lanjut saja ke resto lokasi kami akan menikmati Dinner, kami pun meluncur ke resto Westlake..

Rupanya keputusan kami sangat tepat.. kenapa? karena long weekend.. sore itu perjalanan menuju resto ternyata macet luar biasa, yang pada awalnya kita prediksikan akan datang lebih awal ternyata... kami tiba tepat waktu... gara-gara macet..

Kamipun diantar ke saung khusus Sanmar87, satu persatu teman-teman yang tiba di Yogya sore bergabung bersama kami, Arifin/Nandy, Jeffry dan Didit.. sip semakin ramaaai..!!




Akhirnya kami pun menikmati santap malam bersama.. dan tetaaap dengan suasana ruameeee..

Setelah usai santap malam, kami check in di Pesonna Tugu.. duh berisik sekali kami ini.. biarin..

Malam itu ada sedikit insiden.. kopernya Deni raib entah kemana. Untungnya kami berusia menjelang 50th di jaman berteknologi tinggi.. hahaha.. berita kehilangan disebar via WAG..
*kolas, apakah ada yang katutan koper kecil warna bla..bla.. merk bla bla.. tolong kabari Deni Setiawati ya*
tapi sampai berapa lama tetap no respon.. lho piye sih..??

Deni bergegas ke concierge untuk check-check.. tapi di luggage room pun sang koper tak terdetek.. mateeek.. keliling ke kamar Dinie/Die, Renny (kan mirip namanya) tak membuahkan hasil..

Ketika hampir 1 jam tak diketahui keberadaannya.. tak lama ada chat dari Sigit sambil mengirimkan gambar kopor kecil ukuran kabin..
*Deni, apakah ini koper yang mbok cari? Kalo iya ada di kamarku, kamar no ...*

Ternyata benar... rupanya luggage tag yang ditempel di koper Deni diberi nama SIGIT.. dan antara Sigit dan Puguh (penghuni kamar) sebenarnya sudah sama-sama gumun.. karena ada 2 koper + 1 backpack..

Sigit yang memiliki 1 koper berpikiran, "Puguh rek lungo 3 dino ae nggowo koper + ransel"
Hal yang sama juga dibatin sama Puguh, "Sigit cik kakehan gawane sih, nggowo koper ae sampe 2"

Ketika chat di WAG mereka terimapun, tidak segera meng-engeh-kan mereka berdua.. misteri luggage ke-3 baru terpecahkan ketika mereka saling gumun dengan menggunakan bahasa verbal, dan ketahuan bahwa koper tsb bukan milik salah satu dari mereka.. walaah.. lamaaa ya.. tapi masalah pun akhirnya terpecahkan.

Setelah mandi aku, Dinie dan beberapa teman yang lain segera meluncur ke kamar Dinie/Dien. Ngapain? kita mulai toto-toto souvenir dari pihak sponsor yang rencananya akan kami bagikan besok pagi sebelum ke Kalibiru.. 

Menjelang bobo-time, masuk undangan di WAG.. 
*yuk ngafe di Malioboro, kumpul di lobi, sekarang..*

Meskipun mata sudah lengket, kami pun bergegas ke lobi, panggil taksi online.. ngopi-ngopi sambil ndlosor kekeselen.. dan balik lagi ke hotel duhhh






*) percakapan sedikit dimodif karena sudah lupa.. gampang kan? :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar