Selasa, 23 April 2013

BENE - Masa pra ABG masa SMP (4)

Seperti siswa lainnya Bene pun harus mengikuti MOS dan perkemahan Pramuka. Kami lumayan cemas ketika Bene harus berkemah SENDIRI..
Tapi pihak sekolah memastikan bahwa Bene akan baik-baik saja, apalagi manajemen inklusi memastikan bahwa 2 angkatan sebelumnya pun tidak ada masalah.
Bene dan teman sekolahnya sesama siswa inklusi SMPN 18, setelah penampilan mereka pada saat kunjungan guru-guru SMPN Inklusi dari Surabaya

Untunglah semuanya dapat dilalui, tanpa aku pernah tahu bagaimana 'minutes to minutes' acara persami kala itu, karena Bene tidak pernah bercerita... (beberapa waktu kemudian aku bertanya, Bene bercerita : dia satu tenda dengan Daniel dan beberapa yang lain, makan nasi pecel di pagi hari daaaaan... tidak gosok gigi.. hiiii)

Guru-guru inklusi selalu memberikan laporan tertulis mengenai perkembangan Bene tiap semesternya. Tapi aku kesulitan membagi pikiran antara pekerjaan (diri sendiri) dan anak-anak, sehingga aku juga merasa tidak benar-benar fokus memikirkan hal ini :(

Karena akumulasi masalah domestik, akhirnya keputusan besar diambil, pada Januari 2011 aku memutuskan untuk resign dari kantor. Untuk pertama kalinya aku menjadi full time mom setelah 19 tahun aku menjadi perempuan yang bekerja di luar rumah.

Saat itu, aku membebaskan keinginan semua anak-anak yang ingin kursus ini/itu yang sebelumnya tidak bisa dilakukan karena terbatasnya waktu, biaya dan pengawasan kami.

Setelah tampil sebagai 'peserta tamu' dalam Festival Teater tingkat SMP yang diadakan oleh Universitas Negri Malang

PINOKIO loves MOM
Bene dengan penampilan sebagai PINOKIO - peserta tamu Festival Drama
yang diadakan oleh Universitas Negris Malang

Demikian juga dengan Bene, dia tetap mengikuti les remedial dengan gurunya juga ikut les Drum.. tapi sayang belum 1 tahun sang guru mengundurkan diri menyatakan tidak sanggup meneruskan mendidik Bene dan tak lama kemudian Rafael pun tidak lagi diajar, dan endingnya tempat kursus tsb tutup.. tau deh...!!

Pada masa SMP ini, Bene mengalami fase ABG dimana dia kesulitan mengungkapkan apa yang terjadi, sehingga mudah tersinggung, mudah marah, mudah celometan dan beberapa aktifitas yang tidak pas untuk perkembangannya.

Bene masih saja terganggu dengan suara-suara keras di sekitarnya.. dia bisa menjadi destruktif jika mendengar suara keras.

Dalam masa SMP ini, Bene dan siswa inklusi di SMPN 18 beberapa kali dilibatkan dalam penampilan di pentas seni intern sekolah, perform untuk perpisahan dan tampil unjuk kemampuan pada kunjungan-kunjungan sekolah yang melakukan studi banding di SMP nya.

Untuk penampilan di luar sekolah pun, siswa-siswi inklusi ini juga dilibatkan sebagai peserta tamu dalam lomba drama tingkat SMP yang diadakan Universitas Negri Malang. Juga penampilan di Hotel Royal Orchid Batu, dimana siswa-siswi ini tampil dalam drama Pinokio.. :P Siswa-siswi ini juga menjadi bintang tamu dalam suatu seminar tentang pendidikan inklusi di Universitas Muhammadiyah, Malang..

Pada saat SMP ini aku sempat mendampingi Bene yang saat itu bersama siswa-siswi Kristiani mengadakan kunjungan ke Sekolah Bhakti Luhur.. untuk memupuk perasaan empati-nya.

Penampilan Bene dalam lomba Keberbakatan Siswa Pendidikan Khusus Jenjang Dikdas
Dinas Pendidikan - Prov Jatim - tahun 2012

Pada bulan Mei, Bene juga ditunjuk untuk berpartisipasi dalam lomba untuk siswa berkebutuhan khusus untuk alat musik modern. Bene tampil bermain drum. Tapi peserta lain kemampuannya di atas Bene, sehingga Bene tidak mendapatkan gelar juara. Tapi pelajaran berharga dapat dia petik. Karena berani tampil sendiri, menginap 2 malam di kota Batu dengan teman-teman baru..

ID Card Bene sebagai PESERTA LOMBA

Bene membawa cerita bahwa dia membantu seorang siswa yang handicap (tidak memiliki kaki yang normal) untuk menuruni tangga... bagus juga :)


Bene berinisiatif membantu seorang peserta yang kesulitan menuruni tangga 

Bene memotret peserta lain yang merupakan saingannya :P
Autisme ini sungguh membawa letupan-letupan perasaan dalam mengarungi hari-hari ini. Seperti saat aku dan Bene bermaksud untuk periksa kesehatan gigi yang biasanya rutin kami lakukan di Surabaya (periksa pada oom yang tahu kondisi Bene). 

Demi praktisnya saat itu kami terpaksa harus periksa di klinik gigi di kota Malang. Tapi membayangkan harus menceritakan kondisi Bene, membuat aku maju mundur, sampai akhirnya kami harus pergi ke klinik, karena Bene merengek ingin membersihkan giginya.

Di saat antri dengan pasien lain, aku menyusun kata-kata yang harus aku sampaikan ke dokter gigi yang akan memeriksa Bene.

Ketika namanya dipanggil, Bene dengan percaya diri masuk ke ruangan periksa, apa yang terjadi.. sang dokter menyapanya, 
"Halo Bene..!! Kamu libur ya? Kenapa gigimu?"
"Lho..?"
Ternyata sang ibu dokter adalah orang tua dari salah satu siswa inklusi di SMP nya Bene, yaaah sudah saling tahu dan saling kenal rupanya... jadi latihan percakapan di luar batal di praktekkan..wkwkwkwk :)

Bene sudah mendapatkan jalan keluarnya.. Benar kata sahabat-sahabatku.. Tuhan tidak tidur, dibuktikanNya dari hal-hal kecil yang kadang tidak kita sadari sehingga lupa untuk bersyukur.. 

Di kala kecemasan melanda memikirkan masa depan si sulung ini, kuingat nasehat romo di ruang pengakuan, "Janganlah cemas, apa yang kamu kuatirkan yang seolah tidak mungkin ; bisa dimungkinkan oleh Tuhan dengan segala caraNya, tugasmu hanya percaya saja.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar