Senin, 15 September 2014

TRIP YOGYA SANMAR 87 - Minggu Pagi di Yogya (8)

Dalam keadaan 1/2 sadar aku dengar percakapan para 'petinggi' di depan kamarku.. astagaaa jam berapa ini kok mereka belum tidur, sempat tergoda untuk nginguk... tapi kubatalkan, daripada bangun kesiangan dan tidak bisa ikut Misa.

Tepat pk 04:00 pagi kembali tugas alarm HP berdenting indah.. byarrr.. mata melek bodi lengket di bed.. beraaattt sekali. Efek off road 2 hari berturut-turut makin terasa.. pegal di segala penjuru badan. Mana pergelangan kaki mulai bengkak karena efek loncatan #1 :)


Untung sudah dapat pinjaman ankle decker.. lumayan bisa menekan rasa nyeri di pergelangan kaki kananku. Setelah mandi aku menelepon #515, terdengar suara di seberang sana.. Benno..! Kuutarakan maksudku untuk mengajak Joe ke Gereja, tenggang waktu keberangkatan tersisa 5, jelas aja Joe menolak... Huh..!! Akhirnya akupun berangkat misa sendirian, di Paroki Minomartani.. hiii nama yang baru ini kudengar..

Mungkin pada gumun ya, padahal posisi hotel lebih dekat ke Kota Baru ato Kidul Loji, kok aku pilih paroki ini yang membayangkan aja aku tak sanggup. Jawabannya simpel saja, salah satu romo kenalanku baru saja mutasi ke paroki ini awal Agustus yang lalu, menjadi kebiasaanku saat ini jika memungkinkan untuk menyempatkan sedikit waktu untuk sekedar ber-say 'hi' dengan kawan lama.

Misa baru dimulai pk 7:00 ketika aku sudah berada di kompleks gereja 30 menit sebelum Misa dimulai. Sempat bingung juga dengan akses masuknya.. rupanya aku masuk dari pintu belakang.. hahaha..

Gereja Katolik St Petrus - St Paulus, Minomartani, Yogyakarta
Sekitar 90 menit kemudian ketika misa sudah berakhir, aku mencoba memesan taksi seperti yang disarankan pak supir yang mengantarkan aku tadi. Benaarrr...!! Operator di seberang sana mengatakan, unit sedang kosong dan aku diminta menghubungi lagi.. hmmm.. waduhhhh...

Tak lama kemudian aku bertemu Rm Ibnu Fadjar ngobrol-ngobrol sebentar ketawa cekaka'an dan sambat... Romooo aku gak bisa balik ke hotel.. Romo beraksi mencari kunci kontak, untuk meng-evakuasi wanita manula yang tidak bisa baca peta untuk mendapatkan taksi di lokasi terluar dari kompleks perumahan ini.. lhoooo kok jadi repot???

Untungnya, aku juga sudah janjian sama Didik Natalius (Pasama/Sanmar 86) untuk ketemuan juga di Yogya ini, wah harus direpoti.. aku call dan dia sanggup menjemputku...

Aku, "Dik, aku gak iso mulih"
DN, "Awakmu ndik endi?"
AKu, "Bar misa ndik Minomartani, gak ono taksi."
DN, "Oooh aku eruh, tak papak yo, patokane opo?"
Aku, "Ojok takon aku gak eruh blas, tak enteni :)"
Percakapan yang penuh etika..

Sekitar 30 menit kemudian Didik menelepon mencari posisi tepat aku berada. Karena dia dibingungkan dengan 2 bangunan bersebelahan Gereja Kristen Jawa dan Gereja katolik St Petrus dan Paulus..

Dan yang lebih ajaib lagi ketika aku melangkah keluar mencoba mencari Didik, Rm Ibnu menunjukkan kepadaku seseorang sebagai suspect DIDIK NATALIUS... Romo pinterrrr...!!!


Bersama Rm Ibnu Fadjar, MSF dan aku.. lihat kaki kananku :)
Keajaiban persahabatan..!! Didik juga tidak habis pikir, dia asal saja mengikuti suara hatinya ketika mencari posisi Gereja.. dan ajaib KETEMU tanpa kendala... Setelah berbasa-basi sejenak dengan Romo, seperti biasa aku minta berkat untuk perjalanan pulang.. dan selamat bertugas di tempat yang baru Romo..!!

Rute EVA-kuasi... rute jemputan dari Blok O-Minomartani (PP) by Didik Natalius
Aku dan Didik pun ngepot-ngepotan di Jalan Raya membelah kota Yogya di hari Minggu pagi... asoy geboy naik motor di jalanan kota gudeg...!! Mampir sejenak di rumahnya yang... ebusettt keren..!! berkenalan dengan sang nyonya rumah dan Joe, yang baru saja menjadi siswa SMA di SMAK De Brito..! Keluarga bahagia.. sumpah..!!



Beberapa menit kemudian kami pun menuju Malioboro, tepatnya ke Mirota.. tempat berkumpulnya seluruh peserta trip menghamburkan lembaran-lembaran rupiah, gesekan-gesekan uang plastik..

Reuni kecil ex anggota Pasama Diklat 2-3.. terjadi di depan Kasir... hahaha.. 


Mirota pagi itu dari agak sepi sampai ruameee.. mendadak aku kliyengan, biasa tidak pernah mampu bersahabat dengan segala bentuk hiruk pikuk keramaian.. setelah memindahkan beberapa kantung kopi, teh kuno, wedang uwuh, secang ke keranjang belanjaanku... aku menyusul Deni dan Lila yang sedang asik ngleset pilih kain-kain batik.. 

Yeee dapat amplop isi tiket KA Malioboro Ekspress untuk pulang nanti malam + uang saku dari petinggi trip... langsung 'byar' mencari sudut sepi untuk berfoya-foya menghabiskan uang tersebut, dan sudut sepi itu adalah bagian sarung bantal, taplak.. seadanya aja..

Untung juga toko ini menetapkan kebijakan one stop shopping, semuanya ada, di depan ada kios pia dan macam-macam penganan ringan.. walah.. kalo gak inget ntar sore aku pulang sendirian sudah semakin kacau ini gaya belanjaku... kemudian ingat mbak di rumah, tinggal nengok eh banyak penjual batik, inget pak supir yang akan menjemputku besok subuh nengok ehh dapet kaos.. wah kumplit bener Malioboro ini..



Setelah merasa cukup, aku pun lenger-lenger kecapekan, lapar...!! eits ada penjual pecel.. langsung teriakan-teriakan tidak sopan bergemuruh nagih jatah makan pagi.. 

Aku, "Kembang turi, kembang kates, daun kates, kecipir..!"
Ibu, "Ooo doyan ingkang pait-pait njih Mbak?"
Aku, "Injih bu, sepahit hidupku..!"


Kami pun tertawa bersama, tanpa malu kusantap nasi pecelku, tanpa terganggu pembeli yang modar-mandir di sekitarku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar