Sabtu, 13 September 2014

TRIP YOGYA SANMAR 87 - Yogya kami datang (3)

HOTEL WHIZ

Dalam perjalanan menuju hotel kami, Whiz di jalan Dagen - Malioboro.. Joe sigap menjalankan tugasnya 1 flashdisk siap putar sepanjang perjalanan. Mengalunlah lagu kenangan dari mobil sewaan kami yang sejuk bersih dan lapang... Hingga kamipun sedikit lupa dengan dengan demonstran yang berisik dari perut kami, sedikit-sedikit kami mulai rengeng-rengeng mengikuti lagu yang diputar, sambil ingatan melayang jauh 27-30 tahun yang lalu.. mas itu.. mbak itu.. hallaaaahhh..!!!

Dalam perjalanan Mitta sudah pesan kepada driver untuk berhenti sejenak di Apotek yang dilewati, tetapi akhirnya harus masuk hotel dulu karena tidak tersedianya lot parkir bagi kendaraan pribadi sepanjang malioboro itu.

Setibanya di hotel, Lila sebagai penanggung jawab untuk reservasi hotel segera memproses keperluan registrasi karena 1 dan lain hal ada sedikit dispute yang harus diselesaikan.. hmmm. Reception juga menyampaikan informasi, bahwa Fifin sudah check in, tapi untuk merintang waktu dia berjalan-jalan di sekitar Malioboro menunggu kedatangan kami.

Atas mauku sendiri, aku menemani Mitta ke Apotek terdekat.. sekalian cuci mata, huuuu sukaaaaa...!! Dalam perjalanan kami bertemu Ipin yang rupanya juga sedang melakukan window shopping sebelum check in di Whiz. Wah formasi sudah 90%.. rasanya senengggg banget, petualangan segera dimulai.

Kembali dari belanja farmacy.. biasalaaah ubo rampe manula kan tak terhindari.. hehehehe.. kami kembali ke hotel. Rooming list mengalami penyesuaian no problem. Sembari menunggu Memel yang masih otw ke hotel, kami pilih untuk ngobrol-ngobrol di taman yang memang tersedia di lantai 5.. kami buat foto keluarga.. asiikkkkk.. Maaf ya Mel..! :(




Setelah itu kami siap-siap, karena ada kabar Memel sudah masuk Malioboro, tiba-tiba perutku mulai ribut.. aduh.. asam lambung kasih sinyal bahaya.. buru-buru cari warung untuk cari teh anget.. haduhh.. gak ngenak-ngenaki..

Tapi ketika teh panas tak kunjung dingin, lidah kadung keslomot, kayaknya harus segera bergabung di mobil sebelum semakin telat makan siang dll

Benarlah, seluruh pasukan sudah kumplit, hiks maaf ya nunggu aku ya?? Eh ternyata si Ipin ngilang juga nonggo di hotel tetangga, untuk say hi dengan teman-teman lamanya sesama hotelier..

GUDEG YU DJUM

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit akhirnya sampailah kami di Gudeg Yu Djum, ya ampunnn aku tidak pernah bosan dengan masakan olahan asli dari tanah leluhur keluarga papa.. tak banyak tanya aku dengan tekun mampu menghabiskan porsi besarku.. anak pinter..!

Dalam percakapan di warung ini, ternyata flight Memel mengalami delayed.. dan akhirnya menjadi bahan debat yang tidak sengit antara anggota Frequent Flier Fanatik Maskapai kelas 1 tanah air dan penumpang fanatik Air Asia.. rekan yang lain anteng dengan piringnya masing-masing karena tidak ada yang diperdebatkan... semua naik Sancaka.. :)

OFF ROAD - MERAPI

Segera setelah dari Gudeg kami mengejar waktu ke Merapi, untuk melakukan off road.. wow..!!
Sampai di basecamp, setelah mendapatkan kesepakatan harga, kamipun mendapatkan masing-masing 1 masker.

Kembali terjadi diskusi sok ilmiah tentang cara penggunaan masker yang tepat. Apakah warna hijau di luar atau yang putih. Seperti isue yang beredar saat Kelud erupsi awal tahun 2014 yang lalu. Sepakat jip kami memakai putih di luar (kalo ijo, untuk penderita influenza, supaya virus tidak menyebar) tapi sekali lagi cara pemakaian kami ditentang anggota jip lain.. huh..!! Manula-manula tidak mau kalah.. :p


* baru aja aku cek di Google ternyata cara pemakaian masker ijo-putih itu hoax.. kalo untuk debu vulkanik masker dokter itu juga gak ngatasi.. hadeeeuhhh

Setelah itu mulailah adegan ajrut-ajrutan di jalan yang dulunya tersapu lahar dingin dan panas, beberapa tempat karena sentuhan roda menghamburlah debu yang luar biasa cukup membuat panik kami semua, termasuk Fifin yang mengalami gangguan serius jika kondisi debu semakin parah..


Untunglah, tak lama kami diberi kesempatan bernapas normal, ketika jip-jip kami berhenti sejenak di Museum Mini Sisa Hartaku. Suasana mencekam ketika kami melihat sisa-sisa harta yang diserbu wedhus gembel.. semua meleleh tak menyisakan bentuk aslinya.. semua tercekat, ngeri. Motor hanya rangka, barang-barang elektronik sudah hilang bentuk meleleh, binatang ternak hanya tersisa tulang belulang.. hiiii..!!
Tapi penduduk sudah mulai kembali menapak hidup baru mereka.. karena memang Merapi tidak bisa dilepaskan dari sejarah hidup mereka dulu dan nanti.. 

Setelah itu trip dilanjutkan kembali, Kali ini kami menuju area bunker. Tahun 2009 yang lalu aku pernah ke lokasi ini, tapi kondisinya jauh berbeda. Dulu sisa erupsi 2006 ada beberapa 'peninggalan' seperti batu sebesar rumah yang terlontar dari puncak Merapi, yang menunjukkan betapa dahsyat daya lontar hentakan material dari perut bumi saat itu. Tapi sisa erupsi 2010, lokasi-lokasi itu tak tampak lagi, semua sudah terbenam lahar dingin yang mengendap kemudian.. :(



Lokasi yang masih dijaga baik adalah bunker, dimana bunker ini merupakan saksi bisu tewasnya 2 relawan Merapi, yang terpendam dan terpanggang, dimana suhu di luar mencapai 900' tidak terbayangkan.. RIP

Setelah mendengarkan sedikit cerita duka, kami pun mulai berfoto-foto dengan gaya ajaib.. tapi dimana Pak Lur dan CAW.. sangat tidak adillllll.......... mereka sedang mimik-mimik wedang jahe di warung setempat.. mesti lho..

Sebelum petang, perjalanan dilanjutkan ke lokasi Batu Alien, sepintas batu yang guratan alamnya menyerupai wajah manusia ini sama riwayatnya.. terlontar dari perut gunung... waksss batu sebesar ini??



 DINNER - WESTLAKE

Selesai dari lokasi terakhir kami melanjutkan ke Resto Westlake, tempat kami bersantap malam.. Tapi kenapa rambut ini kaku sekali, muka rasanya berbedak tebal... ouughhhh debu Merapi rupanya.. lengket dan serik di tenggorokan, tak ayal Fifin pun tersengal-sengal karena debu yang parah..

Dalam perjalanan, kepalaku langsung nyut-nyutan.. haduh sudah kondisi masuk angin ini, lambung ikut-ikutan teriak.. laaah kenapa jadi mual. Oleskan fresh care.. merem.. bobok dulu..

45 menit kemudian sampailah kami di Westlake, ritual pertama, kami cuci muka, ngelap rambut dan badan dengan tisue basah sekujur.. lengket betul.. 

Resto ini luas banget, banyak pilihan lokasi. Outdoor ato indoor. Rupanya meja kami sudah disetting untuk outdoor.. waduh.. alamattt. Entah kenapa yang sebelumnya aku ikutan pilih menu mendadak kehilangan appetite..  Inget Mitta beli Tolak Angin, aku pun dengan menyembah penuh berkah minta 1 sachet.. hadeuhhhh sorone manula kalo udah masuk angin.

Maaf ya, aku juga heran.. yang aku bayangkan saat itu hanya shower dan tidurrrr... tapi gak mungkin kan? Ketika semua memilih minuman dingin aku tak sanggup... pilihan jatuh pada wedang uwuh.. tampilan wedang yang penuh 'sampah' parutan kayu, daun-daunan, akar-akaran berharap dapat memperbaiki kondisi badan... 

Menjelang akhir acara dinner ini, Sang chef Ezel muncul bersama Wimbo sang ponakan Te De.. eh dapat bonus tempe masak telor asin.. suerrr dalam kondisi tidak normalku, kepiting ikan asing dan tempe ikan asinlah yang paling josss (perlu diketahui.. eh emang perlu gak sih? Aku tidak suka blas sama telor asin, tapi tidak untuk 2 menu ini sumprit gak mbujuk).


Eitss... apa kabar mama Renny. Yup akhirnya mama Renny berhasil membeli tiket KA di Airport..? Whatss?? Tanya ybs sendiri deh.. dia pun berhasil menumpang KA Sancaka malam, dan akan kami jemput setelah acara dinner usai.

Ketika mobil keren kami masuk pelataran stasiun, tepat ketika alunan musik 'Ing setasiun Balapan, kutho Solo sing dadi kenangan.. kowe karo aku... dst' by Didi Kempot.. lagu titipanku.. kurang pas sebenarnya.. karena kami sedang di Yogya, gapapa cuma selisih 1 jam'an ajaa.. Jokowi aja ga protes kok..

Eh iya, yang protes Jocky karena hampir aku tidak melaporkan kejadian ini ; ketika antre untuk masuk gate Stasiun, ada embak-embak yang umurnya separoh kami, tampak panik sekaligus GR senyam-senyum ceria, karena menyangka kamilah jemputannya... ahhh gemanaa sih mbak?? kami lebih pantes jadi mama-papamu-paklik-bulikmu.. kok ono-ono ae

Sang mama sudah menunggu di depan Stasiun, akhirnya formasi komplit, kamipun menuju Hotel. Sebelum diprotes (lagi), awalnya aku dan Memel dapat kamar no 517 (kalo ga salah) berkali-kali dicoba, kunci kami hanya berhasil merubah lampu indikator warna merah menjadi hijau tanpa merelakan kami memasuki kamar.. Untung ada Ipin, dia balik posisi kartunya dan tadaaa pintu langsung terbuka.. Yieee

Karena posisi kamar kami yang terpisah, Lila berinisiatif menukarnya dengan kamar Ipin - Jocky, ok dehh..

Dengan yakin dapet ijin Memel, aku minta giliran untuk shower duluan.. segerrrrr. Tapi kok ternyata malam itu kami ada acara jalan-jalan ke Malioboro... tunggguuu...!!!

Akhirnya malam itu kami tutup dengan tidur super pulassss... Nite nite..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar