Kamis, 18 Agustus 2016

Flash Trip Bali with Rodex D-Lima... Dimana Amed? #4

Hari ini kami bermaksud mengeksplor Bali bagian Timur.. lupakan Pantai-pantai Jimbaran, Gianyar, Kuta dll... emmm bisa gak ya??

Seusai sarapan, kami centil-centilan dulu di Lobby.. di booth instagram.. sayang letak lobby ini kesentrong matahari pagi.. jadi dari sudut mana aja mau foto jadinya rada-rada backlight..

Ehh lumayan nemu booth Instagram.. ahh memang jamannya IG ya.. ibu-ibu boleh dong ngehits di IG..

Keluar dari hotel kita nanya ke pak Satpam... "Pak arah Amed mana ya enaknya, kiri/kanan?" (e nya dibaca seperti "elok")..
Pak Satpam bingung.. kemudian senyum lebar, "Amed? Kiri aja buk.. nanti masuk by pass dll.." (e nya dibaca seperti pengucapan "segera")
Ehhh baru tahu selama ini salah pronunciation..

Setelah nyasar.. akhirnya kami pun menyusuri pinggiran Timur Pulau Dewata.. jalanan lengang.. tapi hari ini kami benar-benar di'hantu'i kios-kios penjual bensin eceran, tiap kali mata kami menangkap penjual bensin dalam botol, hati kami bergejolak.. ya ampunnn nightmare rupanya.. :)

Di sepanjang jalan kami cerita apaa saja, semuaaa.. mulai cerita biasa-biasa sampe yang RHS.. rasan-rasan dll.. sepanjang perjalanan yang akhirnya menempuh waktu 3 jam itu kami banyak menemukan signage penunjuk arah ke Pantai.. kami berjanji akan mampir beberapa di antaranya sepulang dari kunjungan ke Tirta Gangga..

Dalam perjalanan dengan cuaca yang panas aku protes kepada Renny, "Ren bajumu kapiken.. kamu gak sumuk tah?"
Renny, "Jane yo sumuk.. entar temenin beli di kios-kios di tempat wisatanya ya!"
"Siaaapppp..!!"

Kali ini aku dan Renny mencoba menghitung-hitung jarak dan point of interest mana yang bisa kami datangi atau untuk alternatif tour yang beda.. 

Kami sempat melewati Gua Lawa, hampir berhenti tapi kami putuskan nanti saja.. konsisten pada tujuan awal Tirta Gangga.. kami juga melewati Candidasa.. kami berdua pernah ke sini tahun 1992 yang lalu, ketika itu aku yang nyupir Jimny sewaan, dalam keadaan demam..

Saat itu kami berhenti dan nunut mandi di Hotel milik keluarganya Emytha.. keluarga Sahanaya... pasti kalin mikir Ruth Sanahaya kan... iyaa memang betul.. milik mereka, kan Emytha dan Uthe sepupuan.. duuh gaya ya punya sodara arteeesss...

Eh iya.. biasanya kalo ke Bali ketemu artis.. kali ini bagaimana?? Hmm ada dong... tapi hanya di majalah.. halaah...


Luna Maya.. asalnya dari Candidasa kan?? kali ini ketemu di cover majalah hotel

Truss.. ketemu nggak hotelnya? Asli kami berdua tak sedikitpun mampu memanggil memori itu.. lali blas.. (di lain kesempatan Emytha memberi hint, lokasi dekat dengan Alila Manggis.. memang kami melewati dan sempat melongok.. tapi seupil memori pun tidak tertinggal..)

Kami beristirahat sejenak di Candidasa, menikmati deburan ombak yang... ternyata kenceng juga.. memang kelihatan lebih tertata dan bersih, dengan beberapa batu-batuan pencegah abrasi.. tapi suasana tetap lengang.. rupanya pariwisata disini masih seperti 20 tahunan yang lalu, tidak tersentuh hingar bingarnya Kuta..




Eh apakah Renny jadi beli blus pantai?? Jadi dong... blus tipis menjuntai-juntai dari bahan sarung pantai berpindah pemilik.. dalam kesempatan itu seperti biasa.. aku interview sang ibu penjual..
"Bu Amed masih jauh ya?"
"1 jam lagi"
"Yang betul Amed ya bu, kirain Amed.." (cek di atas)
"Orang Jawa bilangnya Amed (spt kami) orang Bali Amed.. tapi sama saja, mau Amed ato Amed... sama saja kami tahu kok maksudnya.."
Yah Ibu ini benar-benar berbesar hati ya.. semoga kamipun bisa mencontoh untuk tidak meributkan mempersoalkan perbedaan-perbedaan kecil dan tidak juga memaksakan kehendak..
Nriman banget ya..



Ketika sudah masuk daerah Karangasem, kami tingak-tinguk cari lokasi Tirta Gangga, kok hampir tidak ada penunjuk arah sama sekali ya..?!

Untuk wisatawan jelas hal ini tidak menguntungkan, tapi kalo kita mencoba berpikir positif.. biarlah tempat-tempat sakral ini tidak perlu diekspoitasi.. yang sudah tahu ya sudah gak usah ribut-ribut.. sejak liputan daerah wisata merajalela di Soc Med dan TV Swasta.. memang memberikan efek WOW.. anak muda jadi suka menjelajah menyadari keindahan negeri ini, pendapatan daerah meningkat (maaf tanpa data) tapi seperti biasa hal baik selalu dibayang-bayangi hal negatif, tempat wisata jadi seperti gula yang dirubung semut, jika tidak paham benar bisa rusak dalam sekian tahun mendatang.. eksploitasi besar-besaran membuat kotor, target napak tilas supaya eksis di Soc Med tidak bisa dihindari dll (apa lagi? pikir sendiri ah..)






Akhirnya sampai dong kita di Tirta Gangga.. mata adem melihat air di kolam-kolam besar, suara gemericiknya membuat tenang pikiran.. sangat menyejukkan.. 





Lansekapnya amat elok.. Renny awalnya sempat grogi ketika kuajak meniti bebatuan di tengah kolam, tapi akhirnya dia berhasil mengumpulkan nyali... dannn brutal.. tuman.. foto disana sini... oohh koncoku...




Setelah puas memutari area Tirta Gangga ini, kami pun rehat sejenak di cafe dekat pintu masuk.. gak siang gak malam pilihanku hanya jatuh ke Nasi Goreng..  ndesiittt

Renny tak lupa mencari informasi catering yang bisa menyiapkan lunch box.. setelah informasi didapat, kamipun balik kanan... Amed apa kabar? Karena katanya masih 30 menit.. laah suwi men.. apalagi si Ibu informan memberikan info yang kurang sedap..

Dalam perjalanan pulang kami sempatkan mampir ke 2 pantai.. Pantai Watu Klotok dan Pantai yang ada Arca Hanomannya gede banget.. tapi sayang karena tempatnya terpencil, sepi dan seperti jarang dikunjungi orang, kamipun sedikit was-was dan cemas.. buru-buru balik kanan deh.. (beberapa saat kemudian kudapati berita ada kejadian pembunuhan di sekitar lokasi yang kami datangi itu.. ihh...)



Seusai dari kunjungan itu.. aku gangguin Renny untuk melintas ke Jalan Tol fenomenal (hanya Kolas yang tahu kenapa fenomenal... cek blog Sanmar yang ke Ubud ya...) saat itu kami tidak berkesempatan melewati Tol baru itu, dan kali ini harus..!! Mau kemana toh?? Renny mengajakku ke Jimbaran.. makan pizza



MB sempet berkomentar di IG ku... "Bunda ke Jimbaran, kok malah makan Pizza, mana ikan bakarnya?" hahaha...





Sisa malam itu aku mengantar juragan travel ini berburu hotel dan bis pariwisata, ingatannya sangat tajam mencatat nomor telepon usaha persewaan bis yang tertera di bodi bis-bis pariwisata tsb. Selanjutnya drama diteruskan, kami berpura-pura menjadi ortu siswa yang akan mengadakan tur siswa, sehingga kami bisa showing room, cek apakah akses hotel tsb bisa dilalui bis besar dll..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar