Jumat, 14 Desember 2012

We’re the pilgrims with big hopes… big smiles..big family # 2



TANTE SJANY (tante koper) dan suami


Tante ini sangat lincah dan lumayan cerewet dibanding sang oom.. Tante Koper juga tak segan menceritakan tentang keluarganya, anaknya, mantu dan cucunya.. 


Saat di bis pun seringkali tante Koper ini nimbrung bercandaan dengan kelompok bis kavling belakang.. karena memang sang tante ini bawaannya ceria sekali..
Tante Sjany dan suami @Paris


Di Pisa, di saat peziarah yang lain pulang dari berfoto, tante dan oom sudah membawa tas kopor kosong…!! Maka dari itu kami menjulukinya Tante Koper..!!


Tante Koper sering memintaku untuk memotret nya bersama sang oom, gara-gara sering kuledek karena kameranya yang selalu ngedrop baterenya dan berkali-kali hanya bermodalkan kamera HP, eman betullll


Dalam peziarahan ini, ternyata tante Koper dan Oom merayakan pesta pernikahannya. Kalo tidak salah yang ke 30..! Dan sempat kami terkagum-kagum karena di Gasan tante Koper mendapatkan hadiah cincin berlian… katanya hasil ‘menguras dollar ~euro~Rp’ dan sempat surprise ketika tahu saat transit harus belanja sedangkan euro dan dollar sudah melayang…wkwkwk


Oo iya tante Sjani kehilangan Oom saat transit di Dubai.. padahal sang tante pingin beli kipas untuk aksesoris konstum belly dance-nya Gayaaaa betul tante satu ini…


LIELIES AGUNG dan kakak


Dara ini berasal dari Semarang dan berdomisili di Bandung ini mengingatkanku pada seorang rekan di kantor. Mirip.. tapi beda banget  sifat dan karakternya.


Di Scala Santa Lielies pula yang mengajakku berdoa di tangga yang membuatku jatuh cinta setengah mati dengan peziarahan ini, demikian juga saat di Pisa kami menyempatkan berdoa di cathedral bersama.

Karena ad problem di hp ku, sempat pinjam Lielies untuk memastikan hp ku aman-aman saja.. dan ternyata, setelah pinjam semalam, cek batere ternyata hp ku sehat hanya karena jarang nemu colokan jadinya suka semaput... Makasih ya Lielies..sori ngrepoti...
 
Lielies otw to Lourdes
Indrawati Agung


Saat makan siang di Nice, Lielies yang meladeni kami rekan semeja dengan mengupaskan apel jatah bersama, termasuk papa yang menikmati kemanjaan-kemanjaan ini. Belum berakhir sampai disitu sebagian besar teman-teman peziarah ini masih berhubungan dan ketemu. Demikian juga dengan Lielies, kami sempat ketemu di Bandung dan dia pula dengan segala keramahannya mengantar kami ke TSB.


Tante TITIK


Tante Titik berziarah ber -5 dengan keluarga besar besan kakaknya. Tante yang satu ini awalnya adalah teman sebangku di bis, komentarnya yang tidak putus saat awal kita masuk kota Roma.. selanjutnya ada kisah lucu waktu di Pisa. Room-mate Oma Sandra ini rupanya alergi udang. 

Dalam city bus @Monaco, masih kelihatan efek alergi udangnya kan??

Saat dinner rupanya makanannya tercampur kuah udang… akibatnya bibirnya membengkak, dan sempet difoto dan disimpan dalam ponselnya. Keesokan harinya alamaak, aku sempet tidak mengenali tante Titik ini, karena wajahnya berubah sekali…karena bibirnya jadi super besaaar…


Di Monaco, ketika dalam perjalanan di city bus, masih kelihatan tuh bengkak bibirnya.. tante ini meskipun lonely traveler (karena keluarga dalam rombongannya adalah couple) kalo udah belanja maniac juga.. Sekembalinya ke bis tante Titik ini pula yang memberikan inspirasi kepada kami untuk beli syal 1 euro untuk oleh-oleh. 


Di Paris, bis kami sempat menunggu sang tante sampe sekitar 30 menit.. Linda tidak mensia-siakan kesempatan ini dengan berfoto di taman kota, yang motretin? Driver bis sebelah wkwkwkw… di Volendam demikian pula, tante Titik sampe menyusul bis kami di jalan, karena apa? Lupa waktu rasanya.. tapi tak satupun ada yang marah ketika sang tante masuk bis, karena senyumnya selalu mengembang.. rasanya aku masih ingat suara sang tante… oo iya dalam perjalanan ke Monaco, tante Titik ini pula yang minumannya tertukar dengan mama..
Dibongkar-dibongkar mencegah overweight @Schiphol

tuh koper tante Titik matching kan sama sepatuku


Saat di bandara Schiphol, tante Titik sempet bongkar ulang kopornya.. Kenapa? Karena dikhawatirkan overweight.. BTW, warna kopor tante Titik matching lho sama sepatuku…wkwkwkwk


NICO dan CHRISTINA


Pasangan suami istri muda ini sangat menghibur di bis.. NICO dan tante TITIK adalah ponakan dan tante. Sang tante banyak cerita tentang masa kecil si ponakan, dan CHRISTINA sang istri selalu senyum-senyum mendengar cerita tentang kebadungan masa kecil suaminya.


Saat malam pertama di Pineta (nama hotel kami di Roma) Christina yang mungkin sudah sangat capek, sudah tidak sabar menunggu antrean lift yang memang hanya muat 2 orang berikut kopor-kopornya.. dia dengan gagah perkasa, mengangkat kopornya dengan menggunakan tangga, dan dikejar oleh Nico.. 


Nico dan oma Maria sempat meninggalkan rombongan demi melacak dan mengambil kembali kopor milik sang papa mertua yang terbawa oleh rombongan peziarah lain.


Di Paris, Nico dan Christina sempat heboh belanja tas LV titipan temannya yang harganya sangat membuat ludah susah ditelan… sang mama, Oma Maria sempat berkomentar “Christina ini polos banget, mau2nya dititipi temannya, tanpa duit.. pakai kartu kreditnya..”


Tante Titik, Nico dan Christina @Nevers


Dalam perjalanan ke hotel kami, Christina sempat mengajak kami (rombongan kavling belakang) untuk naik kereta ke kota, mampir ke Hard Rock Café… tapi ternyata? Hotel kami jauh banget dari pusat kota, dan dimana itu stasiun??? Tak tampaaaakk… bantal lebih mengundang rupanya…


Saat mencari letak hotel (apartemen) kami di pinggiran kota Paris, bis kami sempet salah masuk ke area hotel yang lumayan kumuh untuk ukuran usia kami.. hotel yang terdiri atas kubikal-kubikal kecil dengan cat eksterior yang agak pudar.. 
mengingatkanku pada rumah teletubies di Yogya.

Nico sempat berkomentar mencoba berbesar hati, “Wah rasanya bis kita harus di luar nih, kalo kita nginep sini..!” terang Nico berpikiran demikian karena lay out hotel yang sempit dan tidak terlihat parking lot di sekitarnya.. 

Mungkin sedikit sedih membayangkan harus angkut-angkut koper di hari-hari terakhir peziarahan ini.. udah boneless.


Dasar sudah sama-sama ngocol aku menyahut, “Masih mendinglah kalo bisnya yang diluar, daripada bisnya di dalam dan kita tidur di luar??” entah ide darimana aku nyaut asal seperti itu. Yang pasti kami batal gondok karena cekakakan dan ternyata hotel kami jauh lebih bagus dari yang ini, bahkan termasuk hotel terbagus yang kami inapi selama berziarah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar