Senin, 03 Desember 2012

Senja di Pisa – Nyaris 2x jadi korban kejahatan preman lokal



Perjalanan yang cukup melelahkan dari Roma ke Pisa berakhir dengan masuknya bis kami di kota Pisa.. kota yang relatif kecil..

Tampak kompleks gereja – biara – menara miring Pisa di depan mata… Akhirnya..!! Sampai juga di salah 1 dari 7 keajaiban dunia..!!
Hotel kami Grand Duomo Hotel hanya berjarak 200 meter dari Leaning Tower, segera setelah berkemas kami beramai-ramai menuju menara unik ini.. Tau nggakk, ada anggota rombongan di hari ke 3 ini yang sudah beli KOPOR baru.. whatzzz?? dan yang butuh money changer untuk tuker euro?? Buanyaak…!! Hahahaha...

Ahaaa…. Suasana kompleks ini seperti taman kota, dimana banyak turis yang berkumpul di sana semuanya punya tujuan yang sama, mengamat-amati, mengagumi, berdoa, berbelanja dan berfoto.
Karena kondisi mama-papa maka kami memutuskan tidak naik ke puncak menara, cukup berputar-putar kompleks menara ini, berfoto dan berdoa di dalam Kathedral. 



Kota kecil ini mengingatkanku pada tempat-tempat wisata di Kuta/Sanur.. dimana banyak café, resto outdoor.. cantik.. sehingga dengan beberapa peziarah (seusia) kami janjian untuk jalan-jalan menikmati kota setelah makan malam.

Suasana belum gelap benar meskipun jam sudah menunjukkan pukul 19:00 waktu setempat. Di Chinese Resto agak sedikit di luar gerbang ‘kota’ kami menikmati makan malam.. TL kami membagikan wine yang dia beli di kota terakhir kita singgah tadi siang. Ah.. efeknya mata mendadak mulai juling.. wkwkwkw

Pada saat dinner itu terkuaklah cerita, bahwa seorang ibu hampir saja menjadi korban tindak criminal dari gipsi-gipsi yang memang sebelumnya banyak bergerombol di jalan menuju resto. Sehingga TL kami kembali  mengingatkan agar kami selalu waspada terhadap style-style dan probabilitas kejahatan yang mungkin mengintai kami. Maklum Eropa sedang mengalami krisis ekonomi terparah dalam sejarah (kalo gak salah) sehingga banyak warga yang menjadi pengangguran dan seperti biasa... efeknya adalah kejahatan meningkat.. :(

Seusai dinner, kami bertiga mampir ke beberapa toko cindera mata, aku mengincar sebuah jaket untuk Bene, kami bertiga lumayan cemas dengan suasana sekitar yang mulai sepi pun karena rombongan kami sudah berjalan lebih dulu di depan kami. Di tikungan aku melihat 2 orang gadis (sekitar usia 20 dan 15 tahunan) saling memberikan kode, sehingga kami semakin cemas dan waspada. Dan betull…. Ketika kami lewat.. 2 gadis (bersih dan cantik, tidak sepersti gipsi-gipsi bayangan kami) itu menghampiri kami dengan bahasa yang tidak kami kenal, mulai me’nyentuh’ saku baju papa (aku berjalan bersama mama di depan papa) yang aku yakin mereka minta uang dengan sedikit 'memaksa' sehingga kami bertiga berteriak-teriak “NO…!!!” sambil buru-buru mempercepat langkah kami.. #krimi 1

Dengan agak terburu-buru akhirnya kami melihat beberapa orang anggota rombongan kami di sekitar kompleks menara.. termasuk Bapa Uskup yang sedang mengambil beberapa foto.. Ahaaai..! Meskipun panik akhirnya kami pun berjalan bersama menuju hotel yang tinggal 200 meter.. huhh..!!

Sekitar pk 21:00 kami ber 6 berencana berjalan-jalan di sekitar hotel, karena 5 dari kami adalah wanita mampir dulu dong di toko souvenir yang dimiliki orang Bangladesh. Awalnya semua lancar-lancar saja.. aku mendapatkan 1 kaos dan 1 jaket untuk Rafael dan Gadis.. gara-gara salah pengertian tentang city map yang kupikir free.. ternyata harus bayar dan kembali ke toko setelah dieriaki..seolah maling..!

Eh belum berakhir, tiba-tiba 1 dari kami didatangi pol-gad alias polisi gadungan.. as always dengan kata pembuka “I’m Italian police, show me your passport..” Untungnya kami sudah banyak mendapatkan bekal, bahwa kejahatan macam ini banyak terjadi sehingga kami hanya say “No” dan teman itu kabur ke hotel mencari TL kami… ngapain juga ya?? #krimi 2

Eh si Pol-gad ini serem juga, mana gendut berkumis, gedeee pula aiyaah rada mirirp-mirip Inspektur Vijay :p, dia bawa 1 orang lagi temennya.. karena aku hanya berurusan dengan city map yang harus kukembalikan.. supaya tidak perlu bongkar-bongkar tas (takut dompetku disamber) aku pinjam 20 euro dari seorang temen, mba Susi.. untung aku pun akhirnya tidak perlu beli city map.. orang udah gak minat jalan-jalan juga.

Uh akhirnya batal deh sekedar cuci mata di kota kecil ini, udah ilfil… dan hawa pun merambat dingin… 


PS : Benernya, si Pisa ini miring kiri ato miring kanan sih...doooh :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar