Kamis, 22 September 2011

Aku dan Kopi Bali

Adalah Bu Ratna yang awalnya memperkenalkan aku pada Kopi Bali, tepatnya Kopi Kupu-kupu Bola Dunia. Setahunya aku termasuk doyan minum kopi.. dan menurutnya pula kopi ini pantas untukku..

Awalnya kopi ini tersimpan dalam antrean tumpukan kopi-kopi yang siap kuminum. Jumlahnya semakin banyak karena semakin banyak pula teman-teman yang memberiku buah tangan kopi dari berbagai macam daerah.

Awalnya tidak ada yang istimewa karena aku bukan barista…haalllaah.. tapi liat aja endingnya, ibarat perselingkuhan.. aku menikmati cinta yang lain.
Berikutnya seorang teman terkasih rutin pula membawakan aku sekotak kopi Kupu-kupu Bola Dunia yang rutin kuteguk 3x sehari, layaknya minum obat.
Satu kali dari beberapa rekan yang tinggal di Bali menyarankan aku untuk mencoba Kopi Banyu Atis. Di salah satu pusat oleh-oleh di daerah Kuta, kucoba beli sekotak.. kopi ini menjadi penghangat obrolan bersama keluarga besar ketika berkesempatan mampir ke rumah untuk sekedar bertukar cerita. Kehangatan keluarga ditemani masing-masing secangkir kopi…’enteng’..kata mereka.. aahh

Berikutnya, seperti ketagihan, tiap kali rekan Marketing bertugas ke luar pulau kopi selalu menempati urutan teratas dalam daftar titipan. Satu saat Kopi Banyu Atis dinyatakan hilang dari pasaran, hanya 1 outlet yang menjualnya…deuh sampai segitunya..

Bulan Februari 2011 bersama Deni ketika mengaduk-aduk toko oleh-oleh di daerah Tuban, 1 kotak Kopi Banyu Atis khusus untuk Joe, ternyata kopi masih disimpan sampai 2 bulan lalu. Sekali dibuka diseduh…tidak tidurlah dia sampai subuh.. iku ngunu jenenge kancilen..kuapok :p
Kopi Kupu-kupu Bola Dunia seberat 1 ons khusus untuk icip-icip Deni, efeknya tiada tara… kami berdua menjadi partner setia penggemar kopi kintamani ini. Rasanya suerrrr gak mau berbagi, buat dan rasakan sendiri.

Buat Maya, Rm Ray, Deni, Bu Ratna kalian benar-benar penyambung nyawaku.. selalu ada kotak kopi baru yang siap menggantikan kopi lama..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar