Minggu, 12 Januari 2014

NYUSUH : Kartupos (1)

Ketika SMA aku mulai mengumpulkan kartu pos, terutama yang berhubungan dengan lokasi, wisata, landmark di suatu daerah atau negara.

Karena awalnya papa yang mengirimkan beberapa postcard dari Belanda dan Jerman, ketika beliau bertugas kesana... karena gambar dan kualitas foto yang bagus.. aku tidak pernah bosan memandang postcard-postcard tsb.

Akhirnya entah bagaimana awalnya, aku mulai nodong teman sana-sani.. MINTA.. awalnya hanya postcard bekas yang pastinya bukan ditujukan kepada aku.. kemudian naik pangkat, beberapa postcard baru yang disumbang teman-teman ketika mereka mengunjungi suatu daerah atau negara..

Kemudian berlanjut... 1-2 teman mengirim postcard khusus untukku.. ay ay  ay ay..!! dan beberapa aku mengirimkannya untukku sendiri.. wah modus..!! 




Hobi itu harus terhenti di akhir masa perkuliahan... sampai dengan masa kerja, masa menikah, punya anak dst... intensitasnya menurun drastis..


Ketika berksempatan ke LN pun, hobi ini sempat terlupa.. Tapi ada beberapa teman yang sesekali masih mengirimkan aku satu/dua lembar postcard saat mereka berlibur.. meskipun tidak kusimpan rapi, aku tidak membuangnya... sampai pada akhirnya beberapa bulan yang lalu kembali aku membongkar, mereka ulang koleksiku jaman baheula.. memandang-mandang, mengelus-elus.. semua masih rapi di kardus terakhir. Hampir semuanya kubungkus selembar demi selembar dengan plastik...




Tak mau catatan sejarah [nyusuh] ku hilang begitu saja.. kembali aku mengoleksi postcard...  Postcard dari teman-teman di tahun 2000an masih tersimpan rapi... kususun ulang.. senangnyaaaa..

Ada yang dari Italy, Rep Dominica, Singapore, Jerman dll... tak ketinggalan sekarang pun jika berlibur di suatu tempat di Indonesia WAJIB berkirim postcard ke Tante Deni... wkwkwk

Anak-anak pun ku'paksa' menikmati hobi yang sama, pun suami jika sedang bertugas ke luar kota atau luar pulau... 



Karena kemajuan teknologi, dimana bertukar kabar bisa terdeliver sangat cepat, tidak terbatas ruang dan waktu, isue tentang penghematan sumber daya dan kekayaan hutan juga membuat kita semakin menjauh dari kegiatan surat-menyurat ini..

Tapi....!! Daripada kehilangan 1 momen KIRIM SURAT... anak-anak kuajar berkirim surat.. via kantor POS. Mulai antre, beli benda pos.. kemudian menempel dan mengirimkannya


Ternyata anak-anak benar-benar tidak paham tentang fasilitas POS.. yah.. tidak ada kata TERLAMBAT untuk BELAJAR.. Mereka tidak tahu letak perangko harus direkatkan dst dst.. Akhirnya kuajak anak-anak untuk mengenal kantor pos lebih dekat, di hari Minggu. sambil ndlosor-ndlosor mereka menulis pesan.. tapi ada yang janggal.. kantor pos sepi sangat.. alamaaak kantor pos nya tutup, kan hari Minggu :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar